Selasa 17 Feb 2015 21:07 WIB

Buya Syafii Sarankan Jokowi Tunduk pada Suara Rakyat

Pembina Yayasan Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif saat memberikan pidato pada acara malam tasyakuran 10 tahun Maarif Institute di Jakarta, Jumat (7/6)
Foto: Republika/Prayogi
Pembina Yayasan Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif saat memberikan pidato pada acara malam tasyakuran 10 tahun Maarif Institute di Jakarta, Jumat (7/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Independen KPK-Polri, Ahmad Syafii Maarif menyarankan sebaiknya Presiden Joko Widodo menurut pada suara rakyat. Bukan justru tunduk kepada semua tekanan yang ada saat ini.

Namun, Buya Syafii, sapaan akrabnya juga mengimbau semua pihak untuk tetap taat pada hukum yang berlaku.

"Hormati semua proses hukum, kritik juga berdatangan dari para ahli hukum, tapi jangan memperkeruh suasana,"  kata Syafii Maarif ketika ditemui di Maarif Institute, Jakarta, Selasa (17/2) malam.

Ia berpendapat, keputusan Presiden Joko Widodo menentukan Kapolri terlalu lama, dan memakan waktu. Sehingga polemik seputar Kapolri menjadi berkepanjangan.

"Yang menentukan hasilnya atas semua polemik ini adalah dia (presiden)," kata Syafii.

Sebelumnya Buya Syafii menuturkan, pemimpin sejati harus berani mengambil risiko atas segala keputusan yang dibuatnya. "Dilantik atau tidak dilantik (Komjen Pol Budi Gunawan jadi Kapolri) pasti punya risiko. Jadilah rajawali, jangan tiru kelelawar," ujar mantan ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement