Senin 12 Jan 2015 02:56 WIB

Manado Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama Sepekan

 Sejumlah warga korban banjir yang mengungsi di Mesjid Nurul Huda, kelurahan Ketang Baru, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (11/1). (Antara/Fiqman Sunandar)
Sejumlah warga korban banjir yang mengungsi di Mesjid Nurul Huda, kelurahan Ketang Baru, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (11/1). (Antara/Fiqman Sunandar)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO - Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara, menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari akibat banjir dan tanah longsor.

"Status tersebut ditetapkan selama tujuh hari mulai Ahad (11/1) sampai 17 Januari 2015 nanti," kata Wali Kota Manado, Vicky Lumentut, di Manado, Ahad.

Vicky mengatakan, untuk menetapkan status tanggap darurat bencana memang tidak sembarangan, karena itu pemerintah melakukan pemantauan di seluruh wilayah bencana untuk menentukan apakah yang terjadi dapat dikategorikan dalam tanggap darurat bencana atau tidak.

"Dan berdasarkan hal tersebut, maka kami menetapkan tanggap darurat bencana serta melakukan semua prosedur yang diwajibkan, sehingga warga yang mengungsi akibat bencana tetap mendapatkan pelayanan," katanya. Untuk tanggap darurat bencana tersebut, kata Vicky, pemerintah melalui Dinas Sosial sudah mendirikan dapur umum di wilayah-wilayah yang terkena bencana seperti Paal Dua, Ternate Tanjung, Wanea, Komo Luar, Dendangan Luar dan Taas yang terkena bencana.

Dengan adanya dapur umum tersebut, menurut Vicky, maka seluruh warga Manado yang mengungsi karena bencana banjir dan tanah longsor, dapat bantuan makanan dari pemerintah selama tujuh hari. "Kami berharap sekitar 3.000 warga Manado yang mengungsi karena banjir, dapat terlayani dengan baik, sehingga tidak kesulitan meskipun harus mengungsi," katanya.

Selain mendirikan dapur umum, pemerintah sudah menyalurkan makanan siap saji, sejak Ahad pagi sampai malam, dan mendirikan posko-posko tanggap darurat di wilayah bencana. Ia mengatakan, sejak Ahad malam, semua pihak terkait, baik Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosial, Camat hingga lurah dan kepala lingkungan sudah turun melakukan pendataan semua yang mengungsi.

Dikatakannya, sejak siang sampai sore, warga rata-rata mulai kembali ke rumah untuk membersihkan tumpukan sampah dan lumpur yang dibawa banjir saat air naik sampai ketinggian 1-1,5 meter.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement