Ahad 11 Jan 2015 13:52 WIB

Baruna Jaya I Temukan Posisi Kotak Hitam Air Asia QZ8501

Kapal Baruna Jaya I-BPPT sedang melaksakan Operasi Side Scan Sonar dan Multibeam Echo Sounder guna mencari pesawat AirAsia di dasar laut, Jumat (2/1).
Foto: dok, BPPT
Kapal Baruna Jaya I-BPPT sedang melaksakan Operasi Side Scan Sonar dan Multibeam Echo Sounder guna mencari pesawat AirAsia di dasar laut, Jumat (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kapal Baruna Jaya I berhasil menangkap sinyal "ping" yang diduga berasal dari Emergency Locater Transmitter (ELT) pesawat Air Asia QZ 8501 di Selat Karimata.

"Kemudian melaporkannya berdasarkan hasil survei, yakni pada posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan (LS) dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur (BT)," kata Geodetic Specialist Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Imam Mudita dan Tim Baruna Jaya didampingi Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo di Jakarta, Ahad (11/1).

Dia mengatakan sinyal "ping" yang diduga dari ELT pesawat Air Asia QZ 8501 ditangkap oleh "pinger locator" Tim Baruna Jaya BPPT.

"Hasil survei Baruna Jaya I kita mendapatkan pada posisi posisi 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur," kata Imam Mudita.

Ia mengatakan, pendeteksian awal sebelumnya dilakukan oleh Kapal Java Imperia yang kemudian diverifikasi lebih lanjut oleh Kapal Baruna Jaya I. "Dari situ kami yakin positif posisi itu akurat," katanya.

Ia mengakui ada perbedaan lokasi sekitar 20 m antara "pinger locator" dari dua kapal tersebut. Kapal Java Imperia di bawah Koordinasi Baruna Jaya I menangkap "ping" pada posisi 3 derajat 37 menit 21.1 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 42.45 detik Bujur Timur.

"Kedua lokasi hasil survei itu kami nilai wajar dan kami sudah informasikan kepada KNKT untuk ditindaklanjuti," katanya.

Selanjutnya dilaksanakan penyelaman dari Tim KRI Banda Aceh.

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo pada kesempatan yang sama memberikan apresiasi kepada Tim Baruna Jaya yang telah sejak 30 Desember 2014 berada di lokasi operasi.

"Kapal Baruna Jaya menjadi kapal pertama yang masuk ke wilayah operasi sampai dua pekan ini bertahan di sana," katanya.

Pihaknya mengapresiasi kerja keras Tim Baruna Jaya yang berhasil memprediksikan lokasi ekor dengan lokasi kotak hitam yang diperkirakan sejauh 5 km.

Tim Baruna Jaya I menangkap sinyal akustik yang dipancarkan oleh ELT pesawat dengan "pinger locator" di kapal sejak Sabtu (10/1) siang melalui frekuensi 37.5 Khz.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement