REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Kabar keberhasilan pengangkatan ekor pesawat Air Asia QZ 8501 menebalkan optimisme terkait penemuan black box. Namun, alat perekam penerbangan itu diragukan masih berada di bagian ekor pesawat.
Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsma TNI SB Supriadi mengungkapkan, tim penyelam yang diterjunkan untuk mengangkat ekor pesawat telah memastikan tidak ada black box di ekor pesawat. Namun, untuk lebih memastikan, ekor pesawat tersebut nantinya akan dibawa ke Tanjung Kumai untuk dilakukan pengecekan apakah black box masih di ekor pesawat atau sudah terlempar.
"Sudah dicari penyelam tapi tidak ada. Mungkin setelah diangkat ke atas bisa ketemu. Setelah diangkat akan dicari apakan masih di ekor pesawat atau sudah terlempar," kata Supriadi kepada wartawan di Posko Gabungan di Pangkalan Bun, Sabtu (10/1).
Kendati begitu, Supriadi menambahkan, kemungkinan besar black box sudah berada di luar ekor. Hal ini berdasarkan sinyal 'ping' yang ditangkap oleh tim gabungan. Supriadi menjelaskan, berdasarkan hasil deteksi sinyal black box, alat itu berada di radius 500 meter di sekitar ekor pesawat.
Untuk itu, lanjut Supriadi, tim penyelam akan melakukan upaya pencarian black box tersebut. Selain itu, untuk lebih memudahkan dan mempersempit lokasi pencarian black box, Basarnas akan mencari dan memastikan koordinat sinyal 'ping' black box itu terlebih dahulu.
''Penyelam mencari keliling itu tidak memungkinkan, karena lautnya keruh, arusnya kencang, dan lumpur yang dalam akan menyulitkan,'' kata Supriadi.
Selain itu, tim gabungan juga menghadapi kendala tesendiri dalam upaya mencari dan mendapatkan black box. Dengan berat mencapai 35 kg, bukan tidak mungkin black box tersebut berada di dalam endapan lumpur di dasar laut Selat Karimata. Belum lagi dengan jarak pandang di dalam laut yang hanya berkisar satu meter.