REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPARNA -- Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya masih menunggu instruksi Bupati untuk melakukan operasi pasar. Operasi pasar dinilai perlu dilakukan untuk menstabilkan harga beras yang perlahan mulai naik seiring kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala Bagian Ketahanan Pangan Sekretariat Daerah Pemkab Tasikmalaya, Suherman Gaos mengapresiasi upaya proaktif Bulog Subdivre Ciamis. Penyelenggaraan operasi pasar beras murah memang diperlukan untuk Kabupaten Tasikmalaya.
"Namun, menyelenggarakan operasi pasar memerlukan anggaran. Keputusan itu (penyelenggaraan operasi pasar), berada pada kewenangan Bupati," ucap Suherman, Rabu (26/11).
Perum Bulog Sub Divisi Regional Ciamis menyatakan siap melakukan operasi pasar jika terjadi kenaikan harga drastis pada beras di pasaran. Seiring dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, harga beras di pasaran mulai mengalami kenaikan.
"Kenaikan harga beras di pasaran umum mulai kualitas medium hingga premium saat ini sebesar empat hingga lima persen," kata Cecep.
Ia juga menyampaikan ke depan akan dibentuk tim bersama pemerintah daerah untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Saat ini harga di gudang bulog sebesar Rp 6800 per kilogram. Menurut Cecep, dengan tambahan beberapa biaya seperti pengangkutan HET berkisar antara Rp 7300 per kilogram hingga Rp 7400 per kilogram.
Dalam menghadapi musim paceklik, Bulog mengaku tengah bersiap untuk melakukan operasi pasar cadangan beras pemerintah (OPCBP). Cecep berharap operasi tersebut bisa menstabilkan harga beras.