Jumat 21 Nov 2014 07:59 WIB

Berkali-kali 'Blunder', Denny JA Sebut Jokowi Bukan Strong Leader

Cuitan Denny JA soal blunder Jokowi
Foto: akun @DennyJA_WORLD
Cuitan Denny JA soal blunder Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survey Indonesia, Denny Januar Ali, berkicau soal 'blunder Presiden Jokowi'. Melalui akun twitternya, @DennyJA_WORLD, ia menyoroti beberapa tindakan dan keputusan presiden, termasuk pemilihan jaksa agung dari partai politik.

Tak hanya itu, ia juga menyebut Jokowi melalukan blunder dengan menaikkan BBM dikala harga minyak dunia turun. Begitu juga kala Jokowi gagal membentuk kabinet ramping dan non-transaksional. (baca: Denny JA: Belum 100 hari, Jokowi Sudah Blunder Empat Kali)

Atas dasar itu, ia menyebut Jokowi tak mengesankan sebagai pemimpin yang kuat. Berikut isi kultwitnya:

12) Dengan 4 blunder sebelum 100 hari, Jokowi tidak mengesankan sbg seorang strong leader. 13) Padahal seorang strong leader itu yang diharapkan publik lahir dari hasil akhir pilpres 2014.

14) Dua ciri strong leader yang luput dari Jokowi di sebelum 100 hari pertamanya. Pertama, ia harus punya core philosophy. 15) Seorang strong leader harus memiliki prinsip politik yang kokoh. Prinsip itu menjadi haluan yang ia janjikan ketika kampanye.

16) Core philosophy itu tergambar dari satu kata antara janji dan tindakan, kata dan perbuatan. 17) Empat blunder Jokowi itu justru menunjukkan, di antaranya, tidak satunya janji dan realisasi, tak satunya kata dan perbuatan.

18) Ciri kedua strong leader adalah ia tidak tunduk pada tekanan, dgn mengorbankan prinsip politiknya. Ia bahkan mampu menambah dukungan. 19) Semakin banyak pendukung akan semakin kuat ia selaku pemimpin politik. Yang terjadi, dukungan Jokowi semakin lemah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement