Kamis 30 Oct 2014 16:00 WIB

Polri Diskriminatif pada Kasus Tukang Satai, Jokowi Kena Imbasnya

Walikota Solo Jokowi
Foto: themarketeers
Walikota Solo Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Langkah Polri yang bertindak cepat menangkap dan menahan tukang satai, MA yang dianggap menghina Presiden Jokowi patut diapresiasi. Namun, ada indikasi tebang pilih dalam pemrosesan kasus penghinaan terhadap Jokowi.

“Dalam memproses kasus penghinaan pada Jokowi, Polri tidak profesional dan cenderung tebang pilih,”  ungkap Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Kamis (30/10).

Neta menyimpulkan hal itu dari sisi dua kasus serupa dengan beda penanganan. MA yang remaja miskin dituduh menghina Jokowi dengan cepat ditangkap dan ditahan Polri. Sebaliknya, dua tersangka Obor Rakyat yang juga dituduh menghina Jokowi hingga kini belum ditahan.

“Ketika melakukan itu, sesungguhnya elit Polri sudah mempermalukan dirinya sendiri maupun institusinya, elit Polri memperburuk citra institusinya di hadapan khalayak luas,” tegas Neta.

Sikap elit Polri yang diskriminatif ini, ujarnya, hanya akan mempermalukan Jokowi sebagai korban dan sebagai presiden. Publik bisa menuding bahwa Jokowi-lah di balik semua ini, yang memerintahkan penangkapan terhadap MA.

“Jokowi yang membawa Revolusi Mental jangan membiarkan elit-elit Polri mempermainkan hukum. Jokowi sangat bertanggungjawab untuk membenahi Polri dan memerangi sikap diskriminatif tadi,” ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement