Ahad 26 Oct 2014 22:56 WIB
Kalah di Pemilukada Jatim, Khofifah justru jadi menteri

Profil Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

Khofifah Indar Parawansa berorasi saat kampanye untuk pasangan Jokowi-JK di lapangan Balung, Jember, Sabtu (28/6).
Foto: Antara
Khofifah Indar Parawansa berorasi saat kampanye untuk pasangan Jokowi-JK di lapangan Balung, Jember, Sabtu (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Khofifah Indar Parawansa. Lahir Surabaya, Rabu, 19 Mei 1965. Khofifah mencuat setelah membacakan pidato pernyataan sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dalam Sidang Umum MPR 1998 silam. Ini menjadi pidato kritis pertama terhadap pelaksanaan Orde Baru dalam ajang formal nasional setingkat Sidang Umum MPR.

Khofifah mengkritik Pemilu 1997 yang penuh kecurangan dan itu melontarkan ide-ide demokratisasi. Para anggota MPR yang didominasi Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), Fraksi ABRI, dan Fraksi Utusan Golongan terperanjat dengan pidato itu. Terutama Fraksi ABRI. Sebab, pidato Khofifah sangat berbeda dengan naskah yang diterima oleh Cilangkap (Mabes ABRI) dari FPP.

Perubahan peta politik pascalengsernya orde baru membuat Khofifah keluar dari PPP. Merasa kiprahnya di dunia politik dihantarkan oleh NU, Khofifah hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang didirikan oleh tokoh-tokoh NU pada awal era reformasi.

Pada 1999, dia menjabat Wakil Ketua DPR RI. Pada 1999-2001, dia menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Perjalanan politik Khofifah juga membawanya menjadi calon gubernur Jawa Timur dan bertarung dengan Soekarwo. Duakali bertanding duakali pula proses pemilukada Jatim masuk sengketa pemiluda di Mahkamah Konstitusi (MK). Duakali pula  ia menderita kekalahan.

Hingga akhirnya pada Pilpres 2014, Khofifah bergabung dengan  timses capres Jokowi-JK. Ia ditunjuk menjadi juru bicara Jokowi-JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement