REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, angka partisipasi kasar (APK) merupakan alat ukur peningkatan pendidikan di Indonesia.
Saat ini, ujar Nuh, APK SD sudah baik, APK SMP juga relatif baik. "Namun APK di perguruan tinggi masih kurang baik,"ujarnya, Ahad, (19/10).
Pada 2004, kata Nuh, dari 100 anak hanya 14 anak yang kuliah. Lalu pada 2013, dari 100 anak yang kuliah naik jadi 30 anak.
Jai, ujar Nuh, masih terdapat 70 anak yang masih belum kuliah. "Maka bagi anak-anak yang sudah bisa kuliah bersyukurlah karena kalian dari 30 orang anak yang bisa kuliah, apalagi kalau kuliah di PTN,"ujarnya.
Makanya, kata Nuh, pemerintah berusaha mendorong peningkatan APK di perguruan tinggi dengan memberikan berbagai bantuan beasiswa. Salah satunya beasiswa Bidikmisi bagi anak-anak yang kurang mampu namun berprestasi.
Orang tidak kuliah, ujar Nuh, karena kampusnya tidak ada, biayanya mahal, atau karena anak tersebut memang tidak ingin kuliah. Hambatan keterbatasan jumlah kampus diberikan solusi dengan memperluas akses ke universitas dengan meningkatkan konversi jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi perguruan tinggi (PTN), sedangkan hambatan biaya pendidikan diberikan dengan beasiswa Bidikmisi.