Ahad 19 Oct 2014 15:15 WIB

Nama Eva Sundari Disebut-sebut Sebagai Menteri Sosial

Kader PDIP, Eva Sundari.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Kader PDIP, Eva Sundari.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Alumnus University of Nottingham Inggris Eva Kusuma Sundari yang juga aktivis Pusaka Trisakti mengaku belum menerima telepon dari Joko Widodo meski namanya tercatat dalam daftar calon anggota kabinet Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Menteri Sosial.

"Saya belum menerima telepon dari Presiden," kata Dra Eva Kusuma Sundari, M.A., M.D.E. ketika dimintai konfirmasi terkait dengan namanya yang tercantum di dalam daftar calon menteri yang beredar di media sosial, Ahad (19/10).

Eva yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya 1991-2004 tidak mengiyakan maupun tidak menyangkal kabar dirinya sebagai calon menteri.

Konsultan program gender Asia Foundation 2003-2004 itu malah mengirim pesan singkat kepada media yang berisi pernyataan salah satu pembicara dalam diskusi publik bertopik Harapan Kelompok Minoritas tehadap Pemerintahan Jokowi-JK di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (18/10).

Dalam kegiatan yang diorganisasi Panitia Nasional #SyukuranRakyat menyambut Pelantikan Jokowi-JK, Saharudin Daming -penyandang tunanetra pertama Indonesia yang meraih gelar doktor hukum- menuntut pelibatan kelompok penyandang cacat menjadi penasihat kepresidenan sehingga kebijakan presiden dapat responsif terhadap kelompok minoritas.

Daming merasa iri pada nasib kaum difabel (different ability/cacat) di Inggris. Di sana mereka diterima kerja di British Broadcasting Corporation (BBC). Begitu pula, di Australia, kaum difabel mendapat bantuan dana dari pemerintah setempat.

"Akan tetapi, diskriminasi terhadap 26.000.000-an jiwa penduduk Indonesia menyebabkan para penyandang cacat mata menjadi tukang pijat atau pengemis," katanya sebagaimana dikutip Eva K Sundari, anggota Kelompok Kerja (Pokja) Diskusi Publik Panitia Nasional #Syukuran Rakyat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement