Selasa 14 Oct 2014 18:01 WIB

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas di Mabes TNI Diresmikan

Plt. Dirut Pertamina Muhamad Husen dan Irjen TNI Letjen Syafril Mahyudin.
Foto: Puspen TNI
Plt. Dirut Pertamina Muhamad Husen dan Irjen TNI Letjen Syafril Mahyudin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina (Persero) mulai mengoperasikan penggunaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar TNI (SPBT) Vi-Gas di Mabes TNI Cilangkap pada Selasa (14/10). Acara peresmian SPBT Vi-Gas ditandai dengan pengisian perdana Vi-Gas untuk kendaraan operasional TNI. Hadir dalam acara itu adalah Irjen TNI Letjen Syafril Mahyudin dan Plt. Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen.

Menurut M Husen, Pertamina sebagai BUMN energi telah mengembangkan beberapa bahan bakar alternatif untuk dikonsumsi masyarakat. Di antaranya adalah liquefied gas for vehicle (LGV) yang dipasarkan dengan merek Vi-Gas.

Bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor tersebut terdiri dari campuran Propane (C3) dan Butane (C4) dengan spesifikasi yang telah disesuaikan untuk keperluan mesin kendaraan bermotor sesuai dengan SK Dirjen Migas No. 2527.K/24/DJM/2007.

Dengan RON kurang 98, Vi-Gas memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan gasoline atau bensin, yaitu ramah lingkungan, pembakaran yang sempurna, bebas sulfur dan timbal. Selain itu, jenis BBM tersebut juga memperpanjang siklus penggantian pelumas, memperpanjang umur mesin, suara mesin halus dan bebas knocking.

“LGV yang di Indonesia dikenal dengan merek Vi-Gas, menempati urutan ketiga bahan bakar transportasi yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah gasoline dan diesel," kata Husen.

Dalam amanat tertulis Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang dibacakan Letjen Syafril Mahyudin menyampaikan, rasa gembira atas dibangunnya stasiun pompa bahan bakar gas di Mabes TNI Cilangkap. Harapannya, keberadaan stasiun BBG tersebut akan memperbesar efektivitas pelaksanaan tugas TNI pada masa yang akan.

Panglima TNI menargetkan pembangunan SPBT gas ini dapat membantu memperingan beban pemerintah terkait dengan kondisi perminyakan di Indonesia. Berbicara perminyakan, kata dia, menjadi bagian penting bagi perekonomian negara dan masyarakat, serta juga amat berpengaruh pada situasi politik nasional dan regional.

Berangkat dari kondisi nyata itulah, sambung Syafril, pada 2012 pemerintah memutuskan untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi, serta mengimbau agar masyarakat dapat mengkonversi bahan bakarnya ke bahan bakar gas (BBG) yang lebih hemat dan murah, serta ramah lingkungan.

"Dalam kaitan tersebut, pada tahun 2013 TNI telah mengambil peran membantu mewujudkan ide cemerlang tersebut, dengan menyiapkan 261 unit kendaraan untuk diinstalasi converter kit, dan dengan dibangunnya SPBT VI-Gas," kata Panglima TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement