Kamis 04 Sep 2014 13:00 WIB
Wawancara Eksklusif Dengan Presiden Terpilih Joko 'Jokowi' Widodo

Jokowi: Saya tak Mau Diintervensi (3)

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim Harian Republika melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden RI terpilih, Joko 'Jokowi' Widodo pada Rabu (3/9). Banyak hal yang diungkapkan dan dipaparkan Jokowi mengenai program dan rencana ke depan selama lima tahun kepemimpinannya.

Berikut sebagian hasil wawancara antara Republika dengan Jokowi:

Tanya: Berbicara mengenai swasembada, rencana apa yang dilakukan pemerintahan nanti terkait pangan?

Jawab: Saya kira yang bisa diswasembadakan secara cepat seperti beras, gula, jagung.

Tanya: Bagaimana dengan daging?

Jawab: Daging membutuhkan waktu lebih lama. kekurangan daging sapi di indonesia memang sangat besar. butuh waktu lama untuk melakukan swasembada dibanding pangan ayam, ikan.

Tanya: Mengapa demikian?

Jawab: Hal yang membuat Indonesia pada mulanya kekurangan daging, karena kita semula tidak menginginkan adanya impor. Hal ini membuat hampir seluruh sapi disembelih, termasuk sapi betina. Impor itu sebenarnya ditujukan untuk terus menabung populasi sapi di indonesia, dan nantinya saat kita memutuskan stop impor, kita sudah siap. Sapi termasuk hewan yang tidak dapat berkembang biak secara banyak, satu sapi betina, dalam waktu satu kali melahirkan hanya dapat menghasilkan  sekitar 2, paling banyak 3.

Tanya: Bagaimana menurut bapak atas pernyataan SBY dan Koalisi Merah Putih yang akan mendukung prorgam pemerintah yang cocok dengan mereka. Apa ada rencana anda untuk menyesuaikan program di pemerintahan nanti agar cocok, sehingga tidak menimbulkan potensi konflik?

Jawab: Ya ndak tau, bagi saya yang paling penting program itu dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat. Misal pembuatan irigasi, bendungan. Kenapa ini rencananya didahulukan? ya karena dapat memajukan program swasembada. Gimana dapat memajukan swasembada, pembuatan sawah, dan lainnya kalau kedua hal ini nggak ada.

Tanya: Apakah ada sambutan baik dari pemerintahan pak SBY dengan program-program yang anda rencanakan ini?

Jawab: Saya belum tau pasti karena ini kan seluruhnya masih dalam pembahasan. Kita sudah lemparkan tentunya ke sana. Ya tapi kita masih sering keliru menerapkan sistem presidensial di Indonesia. Pastinya kalo sistem ini diterapkan, presiden itu ya single chief executive.

Kalau soal koalisi-koalisi ya urusan partai. Sistem presidensial ya harus diperkuat. Urusan koalisi, dan dewan ya urusan fraksi dan partai. Konsenstrasi saya dan menteri di jajaran kabinet nanti, ya membuat program yang berguna untuk rakyat.

Tanya: Bagaimana dengan bergabungnya partai-partai yang berada di luar koalisi anda?

Jawab: Itu bukan urusan saya. Saya sudah bertemu dengan pak SBY dan Hatta. kalau ketemu SBY, ya untuk bahas masalah transisi saya. Ketemu Pak hatta ya hanya silaturahmi, sekaligus mengucapkan selamat atas terplihnya saya jadi presiden RI 2014. Koalisi ya urusan partai.

Tanya: Apa di jajaran kabinet anda nanti tidak ada menteri yang dapat merangkap menjadi ketua umum partai?

Jawab: Ya, untuk jadi menteri saja sudah susah dan sangat terbebani, apalagi kalau rangkap jabatan begitu, sangat berat tentunya.

Tanya: Artinya bapak ingin staf di jajaran kabinet yang profesional, yang mana tidak merangkap jabatan?

Jawab: Ya bisa saja saya ambil dari partai, di partai itu banyak profesional loh jangan salah. tapi ya tidak menjabat secara struktural di partai nanti saat berada di jajaran kabinet.

Tanya: Jadi kalau nantinya dia menjadi menteri, namun masih memiliki jabatan struktural di partai, apakah seperti pernyataan bapak sebelumnya harus lepas dari jabatan tersebut?

Jawab: Ya sudah saya sampaikan, masa diulang-ulang terus. Tapi saya berbicara apa adanya, saat ini saya belum berbicara dengan ketua-ketua umum partai, ya tapi nanti saya pasti harus bicara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement