REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyatakan, penyelenggaraan Sail Raja Ampat yang digelar di Papua Barat memboroskan anggaran dan tidak melibatkan komunitas nelayan secara menyeluruh. "KNTI menyayangkan diselenggarakannya Sail Raja Ampat 17-23 Agustus," kata Ketua Dewan Pembina KNTI M Riza Damanik di Jakarta, Senin (11/8).
Menurut Riza, KNTI menilai penyelenggaraan Sail Raja Ampat 2014 ini dilakukan tanpa perbaikan menyeluruh dari penyelenggaraan lima Sail sebelumnya. Penyelenggaraan Sail Indonesia telah dilakukan di Bunaken (Sulawesi Utara), Banda (Maluku), Wakatobi (Sulteng)-Belitung (Bangka Belitung), Morotai (Maluku Utara), dan Komodo (Nusa Tenggara Timur).
Dia menyesalkan, besarnya biaya untuk pameran potensi daerah, tur diplomatik para duta besar dan perwakilan internasional tur VIP pejabat negara dan rombongan untuk mengunjungi objek wisata. "Tak salah kiranya kami menyebut Sail Raja Ampat lebih membahagiakan duta besar, menteri, hingga presiden," katanya.
Padahal, ia mengingatkan, masih banyaknya nelayan yang membutuhkan BBM bersubisidi dan perlindungan di tengah cuaca negara ekstrem. Riza menuturkan, pihaknya memahami urgensi Sail Raja Ampat bila dimaksudkan untuk memperkuat pengakuan tata wilayah kelola rakyat serta mempromosikan inisiatif dan kebudayaan lokal serta mendekatkan pelayanan BBM bersubsidi, kesehatan, pendidikan dan pasar berkeadilan bagi nelayan.
Untuk itu ke depannya, ujar dia, tidak perlu melanjutkan lagi agenda yang bersifat hanya seremonial yang dinilai mubazir dan jauh dari harapan nelayan. Ia juga menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pantas mengaudit khusus penyelenggaraan sail-sail sebelumnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia Dedi Sutisna menyatakan, Sail Raja Ampat 2014 merupakan kegiatan kelautan internasional tahunan yang memformulasikan kegiatan pelayaran di wilayah laut dan aktifitas lainnya yang berbasis kelautan dengan "leading sector" pariwisata bahari.
Menurut Dedi, sejumlah kementerian-lembaga terlibat dan kmenyinergikan program sehingga dapat mendorong percepatan pembangunan pariwisata bahari utamanya di wilayah Papua Barat. Dia mengharapkan, melalui pembangunan pariwisata bahari dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua Barat dan juga wilayah sekitarnya.
"Sail Raja Ampat 2014 merupakan momentum promosi bagi destinasi bahari di Papua Barat. Keindahan alam dan panorama laut di Kepulauan Raja Ampat yang memiliki sekitar 1.700 pulau, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dunia," kata Dedi. Tema dari penyelenggaraan Sail Raja Ampat 2014 adalah "Membangun Bahari, Menuju Raja Ampat ke Pentas Wisata Dunia".