REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mencatat 90 persen nelayan orang asli Papua (OAP) masih merupakan nelayan tradisional sehingga ikan hasil tangkapannya juga terbatas. Hasil tangkapan mereka terbatas dibanding nelayan non-OAP.
Kepala Dinas Perikanan Papua Iman Djuniawaldi Jayapura, Jumat (24/6/2022), mengatakan, alat tangkap ikan yang digunakan masih tradisional dan mereka melaut dalam waktu singkat. Berbeda dengan nelayan non-OAP yang melaut hingga beberapa hari dengan alat tangkap yang lebih modern sehingga hasilnya juga lebih banyak.
Untuk mengubah hal itu, kata Iman, Pemprov Papua berupaya melakukan penyuluhan agar mengubah pola dalam mencari ikan. Jika hasil tangkapannya banyak maka pendapatan yang diperoleh juga lebih sehingga kesejahteraan nelayan OAP juga mengalami peningkatan.
Pemprov Papua senantiasa berupaya memberikan bantuan baik itu peralatan pancing maupun perahu motor sesuai dengan program yang disetujui. Ketika ditanya tentang jumlah penyuluh, Iman mengaku saat ini jumlahnya terbatas karena yang menempatkan dari kementerian.
"Jumlah penyuluh perikanan tidak banyak dan hanya tersebar di beberapa daerah di Papua," jelas Iman.