REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Hama ulat menyerang puluhan hektare tanaman bawang merah yang tersebar di empat desa sentra tanaman bawang merah di Kabupaten Indramayu. Akibatnya, petani mengalami kerugian besar.
Adapun keempat desa itu, yakni Desa Patrol, Patrol Baru, Patrol Lor dan Mekarsari, Kecamatan Patrol. Umur tanaman bawang merah yang diserang ulat itu rata-rata satu bulan.
"Hama ulat menyerang dengan ganas beberapa minggu terakhir ini," ujar seorang petani bawang merah di Desa Patrol Baru, Winjun, Selasa (22/7).
Winjun menjelaskan, hama ulat itu diawali oleh banyaknya kupu-kupu yang bertelur pada daun bawang. Setelah menetas, telur tersebut menjadi ulat yang memakan daun bawang hingga akhirnya memakan habis bawang merah yang ada di dalam tanah.
"Tanaman bawang merah akhirnya jadi membusuk dan mati," tutur Winjun.
Winjun mengakui tidak mengetahui penyebab ganasnya serangan hama ulat tersebut. Namun, dia memperkirakan hal itu terjadi akibat faktor cuaca. Yakni turunnya hujan di saat musim sudah masuk kemarau.
Winjun menuturkan, serangan hama ulat telah menimbulkan kerugian yang besar pada para petani bawang merah. Dia menyebutkan, telah mengeluarkan modal sebesar Rp 25 juta untuk menanam tanaman bawang merah seluas setengah bau (1 bau : 0,75 hektare).
Namun, semua modal yang dikeluarkannya itu menjadi sia-sia. Pasalnya, tanaman bawang merah berusia satu bulan miliknya habis dimakan ulat.
Berbeda dengan Winjun, adapula sejumlah petani yang berusaha mempertahankan tanaman bawang merah dari serangan hama ulat. Namun, hal itu harus dilakukan dengan mengeluarkan modal yang lebih besar.
"Saya harus membayar orang untuk memetik daun bawang yang terkena ulat satu per satu," terang seorang petani bawang merah asal Desa Mekarsari, Miska.
Miska menyebutkan, upah pemetik daun berulat itu senilai Rp 35 ribu per setengah hari (dari pagi hingga siang). Selain itu, dia juga harus menyemprotkan obat pembasmi hama pada tanaman bawang merahnya lebih sering dari biasanya.
Miska berharap, pada saat panen nanti, harga bawang merah akan tinggi. Selain bisa memberikan keuntungan, tingginya harga jual bawang merah juga bisa menutup besarnya modal yang telah dikeluarkannya.
"Kalau nanti saat panen harga bawang merah jatuh, ya sama saja akan rugi," keluh Miska.
Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, saat dikonfirmasi, membenarkan adanya serangan hama ulat pada tanaman bawang merah di Kecamatan Patrol. Dia mengatakan, kondisi itu telah membuat para petani mengalami kerugian yang besar.