Jumat 18 Jul 2014 14:20 WIB

Jelang Lebaran Pasar Cikurubuk Butuh 20 Ton Sayuran

Rep: C61/ Red: Julkifli Marbun
Pedagang Sayuran
Foto: Prayogi/Republika
Pedagang Sayuran

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Menjelang lebaran kebutuhan sembako dan bahan makanan lainnya semakin meningkat. Sehingga pasokan di pasar harus melebihi dari hari biasa. Sayuran misalnya, di Pasar Trasional Cikurubuk, membutuhkan sedikit 20 ton.

Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat menghadapi hari raya Idul Fitri.

“Tapi itu bukan angka pasti, hanya prediksi kita, mungkin bisa lebih atau kurang, namun melihat tingginya minat masyarakat sepertinya akan lebih dari 20 ton,” terang Ketua UPTD Cikurubuk PD Pasar Resik Dodi Indra.

Dengan itu pihaknya mengimbau agar para pedagang menambah stok dagangannya. Hal itu untuk mencegah terjadinya kelangkaan kebutuhan bahan pokok di pasaran, yang bisa memicu kenaikan harga.

Dia menyebutkan kebutuhan sayuran di Pasar Cikurubuk saat ini dipasok dari berbagai daerah seperti Singaparna Garut, Majalengka bahkan dari Jawa Tengah. Saat ini komiditi yang paling laris adalah semua jenis cabe.

Walaupun akhir-akhir ini cuaca di Tasikmalaya dan sekitarnya kurang mendukung untuk pendistribusian sayuran. Namun, Dodi optimis semua kebutuhan sayuran menjelang lebaran akan terpenuhi.

"Saya yakin cuaca seperti ini tidak berpengaruh terhadap ketersedian sayuran,” tegas Dodi.

Berbeda dengan Dodi, pedagang sayuran di Pasar Cikurubuk Juwinah (54) mengaku, pasokan dari tengkulak berkurang akibat cuaca. Meski tidak signifikan tapi ia khawatir kondisi seperti ini berlanjut hingga lebaran.

Jika seperti itu, maka yang seharusnya idul fitri merupakan ajang panen untung bagi Juwinah, juga pedagang lainnya, justru kebalikannya. Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi pendistribusian. Agar pasokan sayuran terkendali hingga lebaran nanti.

Saat ini kata juwinah, harga sayuran masih stabil. Tapi tidak menutup kemungkinan, ketika pasokan mulai berkuranng harga turut naik. Seperti cabe, bawang, kentang, dan beberapa komoditi pavorit lainnya.

Hal yang sama juga diharapkan oleh Anton (47) pedagang daging ayam. Anton merasa yakin lima hari sebelum idul fitri, konsumen membludak.

Sehingga stok daging ayam pun harus melimpah, jika itu terjadi maka tidak ada kenaikan harga daging ayam.

“Biasanya kenaikan daging kan, karena distribusi dari penertnaknya ke pedagang sdikit, sedangkan permintaan membludak,” tutur Anton.

Kata Anton Kerugian bukan hanya di pembeli saja, melainkan para pedagang pasar juga akan mengamali hal yang sama. Bisa saja Bisa saja konsumen akan beralih ke Supermarket, karena distribusi disana mungkin lebih stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement