REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari eks lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya, Jawa Timur, akan mengembalikan dana stimulan yang diterima dari pemerintah kota setempat.
Salah satu anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Chony Setiawan mengatakan, sejak Rabu pagi (25/6) hingga siang, proses pengembalian dilakukan di Markas Koramil Kecamatan Sawahan Surabaya.
"Banyak alasan PSK dan mucikari dalam mengembalikan dana tersebut," kata Chony.
Menurut dia, selain mendapat tekanan, para PSK juga tidak mendapat sosialisasi terkait proses pencairannya melalui rekening bank.
"Kapan jadwalpencairannya, kemudian bagaimana mekanismenya 'gak' pernah ada pemberitahuan. Memang di buku tabungan tercetak dana yang diberikan, tapi tidak pernah ada penjelasan dari pemerintah," katanya.
Hingga Rabu siang, 354 PSK telah menerima dana stimulan, dan 5 orang di antara mereka mengembalikannya. Sedangkan, dari 66 mucikari, 3 orang mengembalikan.Chony mengatakan total PSK dan mucikari yang berencana mengembalikan dana stimulan mencapai 75 orang.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Surabaya Dedi Sosialisto membenarkan pengembalian dana tersebut.
"Kami persilakan saja. Tapi proses pemberian dana tetap berjalan hingga Kamis besok," ujar dia.
Meski tidak memenuhi target, kata dia, namun hingga detik ini belum ada instruksi kembali memperpanjang masa pemberian dana stimulan sebab berdasarkan Surat Wali Kota Surabaya proses perpanjangan sampai besok.
"Sementara keputusan itu yang kami lakukan. Soal kembali memperpanjang atau tidak belum ada perintah," ujarnya.