REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Sejumlah tokoh pro-Capres Joko Widodo dan pasangannya Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Lahir Muslimat Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Kediri, Jawa Timur, di SLG Kediri, Selasa.
Tokoh-tokoh itu antara lain mantan Menlu Alwi Shihab, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Hj Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Hukum dan HAM (2004-2007) Hamid Awaludin, dan tokoh lainnya.
Khofifah mengatakan para tokoh itu memang sengaja diundang untuk memberikan kejelasan terkait persolaan umat. "Persoalan yang mengganggu umat harus disikapi dengan arif," kata orang nomer satu di Muslimat NU yang mengaku prihatin dengan kampanye hitam bernuansa SARA dalam Pilpres 2014.
Untuk itu, ia mendatangkan orang yang cukup dekat dengan calon Presiden dan calon Wakil Presiden Jokowi-JK yang mengalami isu negatif itu untuk memberikan penjelasan kepada umat, agar mereka cerdas dalam memilih calon yang berkomitmen menegakkan Islam "ahlu sunnah wal jamaah", demi Indonesia yang lebih bermartabat.
"Jika kearifan tidak dibangun bersama, makan dikhawatirkan akan semakin memanas. Terlebih lagi, pesta demokrasi lima tahun sekali harusnya dijadikan sebagai ajang untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan semua kalangan," katanya.
Sementara itu, Jendral TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan isu serta kampanye hitam menghadapi pemilu presiden saat ini berembus luar biasa, bahkan ada isu yang berembus ahwa jika pasangan Jokowi-JK menang, maka akan ada kudeta.
"Itu tidak betul (isu kudeta). TNI tidak punya budaya seperti itu, itu kampanye hitam," katanya.
Ia juga mengatakan maraknya pesan singkat terkait dengan calon Presiden dan calon Wakil Presiden Jokowi-JK, seperti isu terkait tentang agama yang dipeluk oleh Jokowi yang dikabarkan bukan Islam.
Ia sendiri sudah bertemu dengan keluarga Jokowi, mulai dari bapak, ibu, serta keluarga. Mereka rutin menggelar pengajian dan mereka termasuk keluarga Islam yang taat.
Pihaknya menyebut semakin mendekati Pemilu Presiden, 9 Juli 2014, maka persaingan semakin ketat, bahkan sampai menghalalkan kampanye hitam.
Namun, ia menyebut hasil survei nama Jokowi masih unggul. Secara nasional unggul 6,3 sampai 9 persen, sementara suara Jokowi-JK di Jatim juga masih cukup bagus.
Pilpres 2014 pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi Widodo-Jusuf Kalla.