Selasa 29 Apr 2014 17:48 WIB

Disiksa Majikan, TKI Asal Indramayu Alami Kelumpuhan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Derita kembali dialami pahlawan devisa asal Kabupaten Indramayu. Kali ini, derita dialami Tati binti Durakman (26 tahun), warga RT 25 RW 05 Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Dia menderita lumpuh akibat disiksa majikannya di Arab Saudi.

 

Tati saat ini hanya bisa tergolek lemah di atas ranjang perawatan di RSUD Indramayu, Selasa (29/4). Kedua kakinya lumpuh, tak bisa digerakkan. Sedangkan di punggung bagian bawahnya, atau di sekitar tulang ekor, terdapat borok luka yang menganga. Kedua mata Tati menunjukkan sorot ketabahan. Wajahnya terlihat pasrah, menahan rasa sakit dan beban yang dialaminya.

 

Suami Tati, Carla, menuturkan, derita Tati diawali saat sang istri memutuskan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Tati berangkat menjadi TKI melalui PT Rizka Berkah Guna, pada 16 Nopember 2010.

 

Di Arab Saudi, Tati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah pasangan Ali Ibrohim Al-Amir dan Aminah. Namun sayang, selama 1,5 tahun bekerja pada majikan tersebut, dia tidak pernah mendapat gaji. Tak cukup sampai disitu, majikan laki-lakinya pernah beberapa kali mencoba untuk memperkosanya saat majikan perempuannya tidak berada di rumah.

 

Tati pun beberapa kali berusaha meminta gajinya pada sang majikan. Namun bukannya gaji yang didapatkannya, namun sang majikan justru kerap menyiksanya dengan sadis. Sekujur tubuhnya dipukul dengan benda tajam. Bahkan punggung bagian bawah atau di sekitar tulang ekornya ditusuk benda tajam dan benda keras hingga akhirnya berlubang dan meninggalkan borok. Dia juga pernah terjatuh dari lantai dua rumah majikannya.

 

Tati yang menderita luka parah akhirnya dilarikan oleh majikannya ke rumah sakit Alqobar Talimi di Kota Dammam, Arab Saudi. Di rumah sakit itu, dia dirawat selama satu tahun. Namun, karena tak kunjung sembuh, dia akhirnya dipulangkan oleh majikannya ke Indonesia pada Januari 2014 lalu.

 

‘’Istri saya disiksa oleh kedua majikannya karena menuntut gaji. Dia juga menolak diajak untuk berbuat mesum oleh majikan laki-lakinya saat majikan perempuannya sedang pergi,’’ tutur Carla.

 

Carla menuturkan, sesampainya di tanah air, kondisi kesehatan Tati semakin memprihatinkan. Untuk menjalani pengobatan, dia hanya bisa mengandalkan belas kasihan dari saudara-saudaranya. Jika dihitung total, maka uang yang dikeluarkan untuk mengobati Tati sudah sekitar Rp 50 juta.

 

Carla menuturkan, pada Senin (28/4) lalu, istrinya dibawa ke RSUD Indramayu untuk mendapat perawatan. Hal itu bisa dilakukannya setelah mendapat bantuan dari Serikat Buruh Migran Indramayu (SBMI) bersama Internasional Organisation of Migrant.‘’Belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah,’’ keluh Carla.

 

Carla mengaku sudah mengadukan masalah istrinya itu ke perusahaan yang memberangkatkannya,  yakni PT Rizka Berkah Guna di Jakarta. Namun, belum ada tindakan apapun dari pihak perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement