REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Angkatan Darat menjawab kritikan pembelian MBT Leopard 2A6 yang dilontarkan Presiden RI ketiga BJ Habibie.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Andika Perkasa, Senin (31/3), mengatakan, pembelian tank asal Jerman tersebut merupakan kebijakan tepat. Hal itu merujuk pada 140 negara yang menjadi pengguna MBT di seluruh dunia, dengan 65 jenis MBT yang berbeda.
"Khusus Tank Leopard digunakan oleh 20 negara besar atau sekitar 14,3 persen pengguna dari total MBT," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa, Senin (31/3).
Dia mengatakan, negara seperti, Australia, Austria, Brazil, Canada, Chile, Denmark, Finlandia, Jerman, Yunani, Indonesia, Italia, Lebanon, Norwegia, Polandia, Portugal, Singapura, Spanyol, Swedia, Swiss, hingga Turki memiliki armada MBT Leopard. Dari 20 negara tersebut, menurut dia, hanya tiga negara yang memiliki wilayah berupa padang pasir.
"Sebanyak 85 persen dari negara-negara tersebut tidak memiliki padang pasir," kata Andika.
Dia menjelaskan, berat MBT Leopard dihadapkan jalan dan jembatan di Indonesia, tidak ada masalah. Sekalipun beratnya sekitar 60 ton, namun tekanan jejaknya pada tanah hanya 0,8 kilogram per centimeter atau 8,9 ton per meterpersegi. Tekanan jejak itu, kata dia, relatif sama dengan Tank AMX-13 (berat 14,5 ton) dan Scorpion (8 ton).
Dengan tekanan jejak 8,9 ton per meter persegi, MBT Leopard sangat memenuhi syarat penggunaan jalan kelas satu dan dua di Indonesia. Pasalnya, sesuai peraturan muatan sumbu terberat di jalan kelas ini bisa lebih delapan ton per meter persegi.
"Beban terbagi rata Tank Leopard (q = 2.38 kNm2) masih lebih kecil dari jembatan kelas A dan B (q = 4.46 kNm2) di Indonesia dengan lebar enam meter, panjang 40 meter)," kata mantan danrem 023/Kawal Samudera Sibolga itu.
Terkait penempatan 103 MBT Leopard, kata Andika, Mabes AD sudah secara resmi menunjuk garasinya. Rinciannya, Batalyon Kavaleri 1 Kostrad, Cijantung mendapat 41 MBT, (13 Leopard 2A4 dan 28 Leopard 2 RI), Batalyon Kavaleri 8 Kostrad, Pasuruan mendapat 41 MBT Leopard (28 Leopard 2A4 dan 13 Leopard 2 RI), Pusat Pendidikan Kavaleri, Padalarang mendapat empat MBT Leopard (tiga Leopard 2 RI dan satu Leopard 2A4), Kompi Kavaleri CAMB, Sentul mendapat 13 Leopard 2 RI, serta Kompi Kavaleri Pusat Latihan Pertempuran, Baturaja mendapat empat MBT Leopard.
"Dari kebutuhan 103 garasi Tank Leopard, sebabyak 82 diantaranya sudah selesai dibangun di berbagai lokasi tersebut. Sisanya akan diselesaikan tahun ini," kata Andika.
BJ Habibie mengkritik pembelian MBT Leopard 2A6 dari Jerman. Menurut Habibie, Leopard tidak cocok untuk Indonesia yang dikenal sebagai negeri maritim. MBT Leopard, sebut Habibie, ideal digunakan di medan gurun pasir.