Selasa 04 Mar 2014 12:30 WIB

Komunitas Mural: Pemilu Itu Membosankan

Rep: Ira Sasmita/ Red: Bilal Ramadhan
Mural Politik
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Mural Politik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketidaktertarikan terhadap pemilu dari kalangan anak muda ternyata masih tinggi. Buktinya, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengadakan focus group discussion (FGD) dengan komunitas dan penggiat media sosial, rencana tidak akan menggunakan hak pilih alias golput pada pemilu 2014 disampaikan secara blak-blakan.

"Kami enggak tertarik untuk vote, ga tertarik pemilu. Karena kami enggak merasakan manfaat apapun dari pemilu," kata Richard Rich, perwakilan dari Komunitas Indonesia Mural di kantor KPU, Senin (3/3) kemarin.

Menurut Richard, aktifitas politik dalam bentuk apapun sama sekali tidak menarik. Berharap pada penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik pun menurutnya tidak berguna. Dia menceritakan saat Indonesia Mural berniat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah DKI.

Upaya komunitasnya untuk berpartisipasi dalam membantu mengampanyekan pesan sosial dan pendidikan melalui mural belum disambut baik. Bahkan saat memasukkan proposal kerjasama, Pemda DKI menurutnya cenderung mempersulit.

Padahal, sosialisasi melalui Mural, menuurt Richrad cukup efektif. Mural biasanya dibuat di titik-titik yang banyak dilihat dan dilewati masyarakat. Dengan begitu, pesan yang ingin disampaikan terbaca oleh masyarakat.

Namun, kerumitan berurusan dengan birokrat membuatnya malas berharap. Karenanya, pemilu 2014 yang akan berlangsung satu bulan lagi dinilainya tidak perlu ditanggapi dengan serius. "Pemilu itu boring, membosankan," ujar pria berusia 22 tahun itu.

Komisioner KPU Sigit Pamungkas yang hadir pada diskusi itu mengatakan, KPU sebenarnya sangat membutuhkan bantuan dan sokongan ari berbagai pihak. Termasuk kelompok anak muda seperti komunitas mural. Sikap skeptis yang diperlihatkan Richard, menurutnya, karena masih minimnya pengetahuan anak muda tentang politik dan pemilu. Karenanya, melalui FGD tersebut KPU mengajak komunitas mural bekerjasama.

"KPU minta Indonesia Mural siapkan rancangan dan tempat-tempat untuk dibikin mural untuk menyosialisasikan pemilu. Kalau bisa, besok urusan teknisnya sudah selesai, jadi bisa langsung dimulai," kata Sigit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement