Rabu 19 Feb 2014 13:21 WIB

Cegah Warga Dekati Kantung Lahar Polisi Perketat Patroli

Gunung Kelud yang masih berstatus awas pasca erupsi.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Gunung Kelud yang masih berstatus awas pasca erupsi.

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI--Petugas Polres Kediri melakukan patroli mencegah warga mendekati kantung lahar pascaerupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) yang ada di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Kami patroli, 'woro-woro', agar warga kembali ke tempat yang aman. Kami juga siapkan armada mengangkut mereka," kata Wakil Kepala Polres Kediri Kompol Alfian Nurrizal di Kediri, Rabu.

Pihaknya menyebut sejumlah warga nekat pulang ke rumahya, walaupun saat ini status Gunung Kelud (1.730 mdpl) masih Awas. Padahal, tempat tinggal mereka berada di daerah rawan bencana erupsi gunung tersebut.

Ia juga menyebut, ancaman lahar hujan juga terus mengintai. Pada Selasa (18/2) malam, intensitas hujan cukup tinggi, yang mengakibatkan lahar hujan melanda.

Hal itu nampak di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Bahkan, petugas juga menutup sementara jembatan Damarwulan, Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Jembatan itu menghubungkan Kediri dengan Malang.

Tiga bangunan diketahui terendam banjir lahar hujan, dua rumah warga serta sebuah mushala. Tingkat ketinggian banjir mencapai 1,5 meter.

Alfian menyebut, rumah warga yang terendam banjir lahar hujan itu memang cukup dekat dengan bibir Kali Konto, yang merupakan salah satu kantung lahar Gunung Kelud, hanya sekitar 10 meter saja.

Selain patroli warga yang pulang ke rumah, ia juga meminta agar warga yang rumahnya dekat dengan kantung lahar untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, terlebih lagi saat curah hujan tinggi.

Sementara itu, dalam pantauan di lokasi sekitar kaki Gunung Kelud cuaca mendung dan hujan turun cukup deras. Cuaca sudah berkabut sejak pagi, dan belum terlihat cahaya matahari.

Petugas PVMBG pun sampai saat ini masih terus memantau kondisi Gunung Kelud terkini, dengan melihat kegempaan pada alat seismograf.

Petugas juga sudah memasang kembali dua seismograf di sekitar kaki Gunung Kelud, serta sebuah kamera pengintai atau CCTV, dengan jarak sekitar 3 kilometer dari puncak kawah.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam pada Kamis (13/2). Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang tahun 1000 sampai 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan.

Akibat erupsi tersebut, menghancurkan bangunan baik bangunan sekolah ataupun rumah warga dan mengharuskan sekitar 66 ribu warga terdampak mengungsi. Sampai saat ini pun, warga masih tinggal di pengungsian.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement