REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan peledakan material vulkanik berupa batuan besar yang masih menumpuk di sekitar lereng Gunung Marapi tidak akan mengancam pemukiman masyarakat.
"Area-area peledakan dilakukan dalam radius tertentu serta harus steril, dan pengamanan dilakukan oleh TNI dan Polri," kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Selasa (28/5/2024).
Pada saat bersamaan BNPB juga mengimbau dan mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar lereng Gunung Marapi baik di Kabupaten Agam maupun Kabupaten Tanah Datar, untuk tidak mendekati area peledakan demi aspek keselamatan. Demolish atau peledakan dilakukan untuk mengantisipasi batuan berukuran besar yang masih berada di lereng gunung api itu menimpa pemukiman masyarakat apabila terjadi banjir lahar dingin susulan.
Agus menyampaikan sebelum meledakkan batu-batu berukuran besar, BNPB bersama tim terkait terlebih dahulu mengebor batu tersebut untuk memasukkan bahan peledak. Pihaknya menegaskan peledakan batuan tersebut telah melalui sejumlah kajian mendalam dan melibatkan banyak pihak. Termasuk pula pemetaan area yang akan dilakukan demolish.
"Jadi, dampak itu kita perhitungkan. Artinya tidak asal meledakkan karena sudah melalui kajian," kata dia.
Untuk diketahui demolish batuan besar di Gunung Marapi merupakan kali pertama dilakukan BNPB khususnya di daerah gunung api aktif. Jika berhasil, maka BNPB akan menjadikannya sebagai proyek percontohan mitigasi bencana di daerah lain.
Terakhir upaya peledakan batuan besar tersebut akan terus dipantau oleh BNPB. Sebab, lembaga itu juga mengantisipasi jangan sampai demolish justru kontraproduktif sehingga menimbulkan dampak negatif.
"Kita pastikan BNPB akan terus memantau proses peledakan batuan ini," kata Agus.