REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi IV Semarang mengakui kondisi "track" di lintas Stasiun Alastua-Tawang Semarang belum bisa dilewati dengan normal akibat banjir.
"Satu 'track' lama masih tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar 15 centimeter di atas permukaan rel," kata Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wawan Ariyanto saat dihubungi dari Semarang, Jumat.
Dalam kondisi normal, kata dia, sebenarnya ada dua "track" yang dioperasikan di lintas Stasiun Alastua-Tawang, yakni satu jalur lama dan satu jalur baru yang dibangun seiring proyek jalur ganda (double track).
Namun, kata dia, jalur lama masih tergenang banjir di atas batas toleransi aman sehingga tidak bisa dilewati KA, sementara kondisi jalur baru tidak tergenang karena letaknya yang lebih tinggi.
Praktis, hanya satu jalur yang bisa dilewati di lintas Alastua-Tawang sehingga KA mengantre untuk melewati jalur itu, dan menunggu di stasiun-stasiun sebelumnya, baik dari arah Barat maupun Timur.
"Sebenarnya, ketinggian banjir sudah surut. Pada Kamis (23/1) kan tingginya (banjir, red.) sampai 23 cm di atas permukaan rel, sekarang ketinggian air sudah turun menjadi 15 cm di atas permukaan rel," katanya.
Akan tetapi, kata dia, karena ketinggian air masih tetap di atas batas toleransi aman untuk lewat maka sampai sekarang belum bisa mengoperasikan dua jalur secara normal di lintas Alastua-Tawang.
Ia mengakui perjalanan KA yang melewati Kota Semarang, baik dari arah Barat maupun Timur masih mengalami keterlambatan karena harus mengantre untuk melewati lintas Alastua-Tawang yang tergenang banjir.
"Ya, masih seperti kemarin (Kamis, 23/1). Masih ada keterlambatan perjalanan karena KA harus lewat satu-persatu di lintas Alastua-Tawang. Namun, kondisi di lintas-lintas lain normal," katanya.
Selain itu, Wawan memastikan sebagian besar KA yang mengantre merupakan angkutan barang karena KA penumpang lebih diutamakan untuk mengantisipasi agar keterlambatan perjalanan tidak terlalu lama.