REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Korban banjir di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kegelapan lantaran aliran listrik terhenti.
Kondisi itu diperparah lantaran warga kesulitan membeli lilin untuk alat penerangan karena warung dan pasar tutup.
"Listrik padam, lilin sulit didapatkan karena warung dan pasar tutup. Selain itu para korban terisolir, tidak bisa melintasi derasnya air Sungai Perawan dan Prijat," kata Rastim warga desa Soge Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Selasa (21/1).
Ia menjelaskan, jika paras air di kedua sungai tetap tinggi, para korban banjir akan semakin kesulitan terutama untuk penerangan akibat lampu padam dan stok kebutuhan pokok semakin menipis.
Rastim menjelaskan, hujan deras terus melanda Pantura Kabupaten Indramayu, debit air masih tetap tinggi warga berharap pemerintah memberikan bantuan.
Tarsono, pemilik toko sembako di Eretan Kabupaten Indramayu mengaku, terpaksa tokonya tutup karena khawatir terjadi penjarahan, selain itu pasokan dari agen terhambat.
Listrik padam menyulitkan warga korban banjir, kata dia, sebelumnya persediaan lilin masih mencukupi tapi kini sudah habis terjual, kiriman belum datang karena banjir masih merendam jalan menuju Eretan.
Abdulmuin, korban banjir warga Desa Eretan Kecamatan Kandunghaur Indramayu, kepada wartawan di Indramayu, mengatakan, korban banjir masih terlantar, pemerintah setempat tidak memberikan bantuan padahal warga sangat membutuhkan.
Ia berkata, korban banjir kesulitan kebutuhan bahan pokok, karena terisolir meski jarak dengan Pasar Eretan dekat tapi pasar itu tutup.