Rabu 01 Jan 2014 11:00 WIB

Enam Terduga Teroris Tewas, Komnas HAM Kirim Tim ke Ciputat

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Fernan Rahadi
Kantor Komnas HAM
Kantor Komnas HAM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) langsung mengirimkan tim khusus ke lokasi penggerebekan terduga Teroris Ciputat, Tangerang Selatan. Di sana tim tersebut akan mengumpukan informasi terkait penggerebekan yang sampai menewaskan enam terduga teroris ini.

 

“Ya kami akan melakukan monitoring terkait (banyaknya) jumlah terduga teroris yang tewas, sampai sekarang informasi rinci masih kami cari,” ujar Komisioner Komnas HAM Nurcholis dihubungi Republika di Jakarta Rabu (1/1).

 

Nurcholis mengatakan, penting bagi Komnas HAM untuk mengetahui alasan dibalik aksi polisi yang membunuh para mujahidin salah kaprah ini ketimbang menangkapnya saja. Dia mengatakan, untuk itu selama dua hari penuh tim Komnas HAM akan mengumpulkan seluruh informasi baik dari lokasi kejadian maupun keluarga terduga teroris.

 

Dia menambahkan, akan menjadi bahan informasi berguna bila ternyata tim Komnas HAM dapat bertemu dengan satu terduga teroris yang kemarin selamat. Akan tetapi, menurutnya Komnas HAM sadar akan wilayah kewenangan yang membedakan polisi dengan Komnas HAM.

 

“Undang-undang terorisme kan sangat spesifik, tentu teduga yang masih hidup menjadi pegangan polisi untuk diiterogasi. Tapi kami bisa mengumpulkan informasi dari keluarga terduga,” katanya.

 

Nurcholis memastikan, bila hasil pengumpulan informasi dan olah materi selesai dilakukan, Komnas HAM akan langsung melayangkan sejumlah pertanyaan kepada pimpinan Polri. Dia berujar, penting bagi Kapolri untuk menjelaskan penggerebekan Densus 88 kemarin yang harus diwarnai dengan pembunuhan.

 

“Kami ingin mendapat penjelasan secara detail terkait tindakan semalam. Karena seperti yang sering kami sampaikan, Komnas HAM mendukung pemberantasan terorisme yang dilakukan polisi,” ujarnya, Nurcholis kemudian melanjutkan “Tetapi kami tidak ingin pemberantasan itu tindakannya di luar prosedur (diwarnai pembunuhan orang-orang yang masih diduga teroris),” kata dia.

 

Sebelumnya, penggerebekan terduga teroris berlangsung di Jl. Ki Hajar Dewantara, RT 04/07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat. Penggerebekan berlangsung sekitar sepuluh jam lamanya dengan diwarnai baku tembak antara terduga teroris dengan satu tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror Polri.

Tim Densus 88 sendiri langsung dipimpin Kapolri Jenderal Sutarman saat penggerebekan. Lima terduga teroris tewas ditambah satu lainnya ikut mati ditembak dalam penyergapan di waktu yang berbeda. Sementara itu, satu terduga teroris selamat dan saat ini tengah diinterogasi oleh kepolisian.

Seperti diketahui, Densus 88 kerap kali memilih mencabut nyawa para terduga teroris saat digerebek. Aksi ini patut dipahami atas alasan para terduga melakukan perlawanan.

 

Akan tetapi, langkah tegas ini pun sarat resiko dengan dampak domino. Dikhawatirkan, tindakan Densus 88 dalam menghabisi para terduga teroris malah menumbuhkan rasa kebencian penganut pemikiran radikal. Akibatnya, aksi terorisme tak kunjung tuntas dan malah membuat para calon-calon teroris menaruh kebencian kepada polisi.

 

Hal itu sudah lama terlihat dengan cap ‘Thogut’ atau dalam bahasa Indonesia ‘Najis’ yang diberikan kelompok teroris Indonesia kepada setiap anggota polisi. Pembunuhan sejumlah anggota polisi medio Agustus-September lalu semakin menegaskan kelompok teroris menganggap kepolisian sebagai musuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement