Rabu 25 Dec 2013 21:50 WIB

Sebagian Besar Pendapatan Nasional Dinikmati Orang Kaya?

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Orang kaya raya (ilustrasi)
Foto: spdi.eu
Orang kaya raya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia belum sepenuhnya dinikmati rakyat daerah.

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi baru dinikmati sebagian kecil rakyat Indonesia," kata Irman saat menyampaikan pidato refleksi akhir tahun DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (24/12).

Irman mengatakan orang kaya di Indonesia diperkirakan akan meningkat 99 persen pada 2017. Menurutnya berdasarkan data Global Wealth Report, orang kaya di Indonesia diperkirakan bakal meningkat dari 104 ribu pada 2012 menjadi 207 ribu pada 2017.

"Indonesia diestimasi menjadi satu dari lima negara dengan laju pertumbuhan orang kaya tertinggi bersama Brasil, Rusia, Malaysia, dan Polandia," ujarnya.

Irman menjabarkan pada 2012 Indonesia terdapat 785 orang yang memiliki nilai kekayaan di atas 30 juta dolar AS. Dimana sebanyak 25 di antaranya memiliki kekayaan di atas 2 miliar dolar AS, 380 orang memiliki kekayaan di atas 49 juta dolar AS.

Total 405 orang superkaya Indonesia itu menguasai kekayaan 120 miliar dolar AS atau lebih dari 80 persen nilai APBN 2013.

Ironisnya tingkat pertumbuhan jumlah orang kaya tidak dibarengi dengan pertumbuhan kesejahteraan di kalangan orang miskin. Irman mengatakan selama 10 tahun terakhir tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia justru semakin meningkat. Bisa dibuktikan dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut BPS, pada 2002 20 persen orang kaya di Indonesia menikmati 41 persen pendapatan nasional. Sepuluh tahun kemudian kelompok ini menikmati 49 persen pendapatan nasional atau hampir separuh dari total pendapatan negara.

Sebaliknya terjadi di kalangan masyarakat miskin. Pada 2002 40 persen kelompok miskin hanya menikmati 20 persen pendapatan nasional. Angka itu terus menurun pada 2012. "Turun menjadi hanya menikmati 16 persen pendapatan nasional," sesal Irman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement