REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wapres Boediono memaparkan kemajuan pendidikan nasional di Universitas Oxford, Inggris. Antara lain, mengenai alokasi 20 persen anggaran pemerintah untuk sektor itu. "Kami sangat serius tentang reformasi pendidikan," Wapres Boediono di London, Inggris, Rabu (30/10).
Pada 2013, katanya, sejumlah kebijakan telah diambil. Misalnya meningkatkan gaji dan program sertifikasi guru untuk memperkenalkan kurikulum sekolah baru. Lalu, subsidi untuk semua sekolah yang terdaftar di Tanah Air. Serta meningkatkan anggota beasiswa bagi siswa miskin di semua tingkatan pendidikan.
Geografi negara Indonesia juga telah mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan aplikasi sistem pembelajaran online. Menurutnya, dalam jangka menengah kelangkaan tenaga kerja terampil dan kualitas tenaga kerja akan menjadi kendala yang penting untuk pertumbuhan nasional.
Survei Bank Dunia 2010 mengungkapkan, keterampilan lulusan sekolah menengah Indonesia tidak sesuai dengan harapan pengusaha. Karena keterampilan yang tidak memadai. Seperti dalam pemikiran dan perilaku.
Survei lain oleh BPS menunjukkan, tingkat partisipasi lebih rendah dan angka putus sekolah lebih tinggi bagi siswa dari keluarga miskin. "Reformasi dalam sistem pendidikan kita berfokus pada peningkatan kualitas dan akses pendidikan," kata Boediono.