REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri melakukan penyegaran di tubuh organisasinya. Promosi jabatan diterapkan di lingkup pemimpin kepolisian daerah (Polda).
Tujuh Kapolda mengalami pergantian. Salahsatunya untuk jabatan Kapolda Gorontalo. Brigjen Budi Waseso, diganti oleh Brigjen Andjaya yang sebelumnya menjabat sebagai Karo Sena Polri.
Isu pergantian Budi sempat miring. Digantinya jenderal bintang satu ini diduga berkaitan dengan kasus korupsi yang tengah giat ia ungkap.
Kasus-kasus tersebut diduga terjadi di lingkup pemerintah provinsi (pemprov) Gorontalo. Di antaranya, kasus pengadaan alat kesehatan, pembangunan pagar rumah sakit daerah dan kasus penyaluran dana bantuan sosial.
"Ini menjadi, tugas bagi pengganti saya (Anjaya). Kasus korupsi memang menjadi perhatian lebih," kata dia yang kini menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Polri di Gedung Rupatama Mabes Polri Senin (16/9).
Budi mengatakan, kasus korupsi di pemprov Gorontalo sudah setengah jalan ia dan timnya selesaikan. Kasus-kasus korupsi yang ia tangani kini sudah masuk ke kejaksaan.
Seluruh berkas perkara pun sudah lengkap (P21) dengan penetapan sejumlah tersangka dan tinggal menunggu persidangan. Budi berharap, semuanya menjadi langkah awal pembersihan Pemprov Gorontalo agar bersih dari korupsi.
"Koordinasi akan terus berkembang. Ini baru awal (dari sebuah penyelesaian)," kata dia.
Di lain sisi, Andjaya menjawab beban tugas yang menantinya sebagai Kapolda baru. Dia mengaku siap mengemban amanah.
"Berbagai program kegiatan sudah ada untuk penanganan korupsi ini. Jadi tinggal diteruskan saja," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Seperti diketahui, tujuh Kapolda mengalami pergantian. Diantaranya, Kapolda Bengkulu, Kapolda Bali, Kapolda Banten, Kapolda Gorontalo, Kapolda Kalimantan Barat, Kapolda Maluku Utara Kapolda Kalimantan Selatan.