Senin 16 Sep 2013 01:02 WIB

Kegempaan Vulkanik Gunung Lokon Menurun

Gunung Api Lokon mengeluarkan debu vulkanik serta lava di kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Gunung Api Lokon mengeluarkan debu vulkanik serta lava di kota Tomohon, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Kegempaan vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara menurun diperiode enam jam sejak pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA, Ahad (16/9).

"Mudah-mudahan frekuensi kegempaannya terus menurun. Di periode ini hanya terekam sebanyak enam kali gempa vulkanik dalam dan dua kali gempa vulkanik dangkal serta empat kali gempa tektonik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina.

Dia mengatakan, pada pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA terekam dua kali gempa tektonik, 13 kali gempa vulkanik dalam, 20 kali gempa vulkanik dangkal, 18 kali gempa embusan serta tremor dengan amplitudo maksimum mencapai empat milimeter.

Begitupun di periode enam jam selanjutnya, pukul 06.00 WITA hingga pukul 12.00 WITA, petugas pos pengamatan merekam satu kali gempa tektonik, 12 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa vulkanik dangkal, 13 kali gempa embusan serta tremor dengan amplitudo maksimum mjencapai enam milimemeter.

"Bila dikalkulasi, jumlah kegempaan vulkanik dalam dan dangkal yang terekam sejak peningkatan kegempaan pada Jumat pukul 19.00 WITA hingga hari ini, telah mencapai di atas 200 kali," katanya.

Dia mengatakan, peningkatan kegempaan ini belum bisa diindikasikan apakah hanya sekadar mengisi ruang-ruang kosong atau akan meletus dengan waktu yang tidak bisa diperkirakan, katanya.

Karena itu menurut dia, langkah paling efektif yang harus dilakukan warga adalah tetap meningkatkan kesiapsiagaan, serta tidak melakukan aktivitas di radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah.

Pada pekan ini, rangkaian letusan Gunung Lokon terjadi sejak Senin (9/9) hingga Kamis (12/9) dengan ketinggian debu letusan bervariasi dari 500 meter hingga 2.500 meter, dan hingga kini masih ditetapkan status siaga pada level III.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement