Ahad 08 Sep 2013 19:06 WIB

Tunda Sebut Capres, Pengamat: PDIP Tidak Ingin Blunder!

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Citra Listya Rini
Logo PDIP (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Logo PDIP (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) tidak terburu-buru mengumumkan sosok yang akan menjadi calon presiden (Capres). Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto sudah menduga hasil dari Rakernas III PDIP di Jakarta itu.

"Ini sudah bisa diprediksi. Penyebutan nama untuk capres setelah pemilu legislatif ini terkait konstelasi politik PDI-P sendiri," kata Gun Gun saat dihubungi Republika, Ahad (8/9). 

Menurutnya, strategi ini menjadi cara PDIP untuk mengukur pergerakan kompetitor. Sehingga, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu tidak segera memunculkan nama capresnya.

Gun Gun mengatakan PDIP dengan cermat akan mengukur pergerakan partai lain, terutama partai papan tengah. Apalagi dengan sudah munculnya nama-nama lain yang akan maju sebagai capres. Sebut saja, Prabowo Subianto, Mahfud MD, Jusuf Kalla atau pun Aburizal Bakrie. 

"(PDIP) tidak mau blunder. Tidak mau mengumumkan sekarang dan menutup opsi lain," ujar Gun Gun.

Gun Gun mengatakan PDIP masih menyusun langkah strategis untuk bisa merengkuh kekuasaan pada 2014. PDIP kini akan merancang cara untuk bisa meraih target 25 persen suara lebih dalam pemilu legislatif. 

Apabila target itu tercapai, menurut Gun Gun, PDIP mempunyai skenario ideal untuk mendorong capresnya. "Bisa saja kalau mencapai target, Mega akan tergoda maju sebagai capres dan Jokowi menjadi cawapres sebagai penguat," kata dia.

Gun Gun mengatakan terbuka lebar bagi Jokowi untuk maju ketika PDI-P tidak mampu merengkuh target suara dalam pemilu legislatif. Karena itu, menundah pengumuman capres menjadi strategi tersendiri. Sehingga, Gubernur DKI Jakarta itu tidak menjadi sasaran tembak terlalu dini.

"Mengambangkan supaya samar dan kemudian PDI-P juga mempunyai cukup waktu untuk konsolidasi eksternal," ujar Gun Gun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement