Kamis 18 Jul 2013 20:47 WIB

Hary Tanoe Prihatin Rakyat Indonesia Pikul Beban Berat

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Hary Tanoesoedibjo
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesudibjo mengkritik kerja pemerintah dalam mengatasi laju kenaikan harga sembako di pasaran. Menurutnya, meskipun rakyat tengah menjalani ibadah puasa, tak berarti rakyat dibiarkan kesulitan membeli bahan pangan.

"Rakyat memang sedang puasa tapi bukan berarti harga-harga pangan dibiarkan naik seperti ini," kata Hary di Jakarta, Kamis (18/7).

Hary menyatakan pemerintah harus segera mengambil tindakan cepat. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar di masyarakat sampai harga-harga stabil. 

Kenaikan harga bahan pokok tidak semata-mata terjadi karena bulan Ramadhan. Hary menyatakan kenaikan harga bahan pokok merupakan efek domino dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Rakyat harus memikul beban yang berat," ujar Hary.

Di saat yang sama Wakil Ketua Umum Perindo, Arya Sinulingga mengatakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang digelontorkan tak berarti banyak mengurangi beban rakyat. Hal ini karena bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan tingkat inflasi. 

"Kalau ada lima bahan pokok naik Rp 1.000 sebulan sudah habis Rp 150 ribu. Sementara kenyataannya kenaikan harga sangat bervariasi. Jadi masyarakat sekarang ini minus," kata Arya.

Arya menyatakan pemerintah harus berani mendengarkan penderitaan rakyat. Sebab bila tidak bukan tak mungkin angka kemiskinan semakin bertambah. "Bagaimana nasib nelayan saat ini dengan harga solar naik? Bagaimana nasib keluarga mereka?," cetus Arya.

Seperti diketahui pemerintah menggelontorkan BLSM sebesar Rp 150 ribu perbulan. Sementara harga bahan pokok terus merangkak naik. Saat ini harga cabai rawit merah berkisar Rp 100 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 26 ribu per kilogram pada awal bulan Juni lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement