REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Belum adanya stok materil BPKB dan STNK di Ditlantas Polda Metro Jaya disayangkan sejumlah pihak. Ketua Presidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane mengatakan, BPKB, STNK, dan SIM merupakan salah satu tolok ukur pelayanan polisi kepada masyarakat. Khususnya Korlantas Polri.
Menurut Neta, jika pelayanan baik, berarti Polri sudah meningkatkan kualitas kinerja pelayanannya. Begitu juga sebaliknya. Apalagi kalau stok sampai habis, bisa dikatakan kinerja pelayanan Polri kian buruk atau merosot.
Neta menyayangkan habisnya stok materil BPKB, STNK, dan SIM. Mengingat selama ini pelayanan STNK dan BPKB sudah mendapat sertifikat ISO 9001-2000.
"Sebenarnya tidak ada alasan bagi Polri mengatakan stok STNK dan BPKB habis," katanya.
Alasannya, keuntungan yang didapatkan Polri di balik bisnis pelayanan Jasa STNK dan BPKB sangat besar. Dari penelitian yang dilakukan IPW tercatat, untuk satu lembar STNK, Polri mendapatkan keuntungan Rp 35 ribu. Tinggal dikalikan 19.781.808 lembar STNK yang terjual setiap tahun. Keuntungannya mencapai Rp 692 miliar lebih per tahun.
Sementara, dari BPKB keuntungannya Rp 61 ribu per buku dikalikan 13.227.583 BPKB yang terjual setiap tahun. Totalnya, mencapai Rp 806 miliar lebih per tahun. "Melihat keuntugan begitu besar, tidak masuk akan Korlantas kehabisan stok," katanya.