REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pilgub Jawa Tengah di wilayah Kabupaten Semarang, dinilai rentan diwarnai praktik politik uang. Sebab, daerah yang terdiri atas 19 kecamatan ini memiliki wilayah yang cukup luas.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Semarang, Purbatinhadi, melihat, kondisi geografis daerah yang didominasi kawasan perbukitan menjadi salah satu faktornya. Karena akses antarkecamatan dengan ibu kota kabupaten cukup jauh, sementara sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pedesaan.
"Dengan minimnya pengetahuan yang memadai mengenai pasangan calon gubernur, rentan dimanfaatkan sebagai sasaran politik uang," ujarnya, kepada wartawan di Ungaran, Jumat (10/5).
Purbatinhadi menjelaskan, pihaknya juga mewaspadai praktik politik uang ini di saat situasi wilayah yang tetap tenang, menjelang tahapan inti pelaksanaan Pilgub Jateng yang akan digelar 26 Mei mendatang.
Menurutnya, melihat situasi menjelang hari- hari krusial Pilgub Jateng yang tetap aman-aman saja, dikhawatirkan telah membuka peluang politik uang yang semakin besar. "Justru dalam situasi yang masih tenang jelang tahapan inti pilgub Jateng 2013 ini, patut dicurigai praktik-praktik politik uang," tambah Purbatinhadi.
Di lain pihak, kerawanan terhadap potensi kericuhan yang dipicu pelaksanaan pilgub Jateng juga rentan terjadi. Ini dapat dilihat dari banyaknya lokasi tempat pemungutan suara (TPS) yang terisolir.
Seperti Desa Candirejo, Kedungglatik dan Sapen yang tidak memiliki akses langsung yang memadai dengan pusat kecamatan di Pringapus. "Kawasan seperti ini tetap kami golongkan kawasan rawan kecurangan pilgub," tegasnya.