Jumat 03 May 2013 15:53 WIB

Anggota TNI Ditembak Orang Tak Dikenal di Depan Markas Raider

Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Seorang anggota TNI dari Batalyon Kavaleri Kodam VII/Wirabuana, Prajurit Satu (Pratu) Andi, menjadi korban penembakan oleh orang yang tidak dikenal tepat di depan Markas Raider 700.

Keterangan saksi mata yang juga rekan korban, Jaya (34), di Makassar, Jumat, korban merupakan anggota regu Tembak Senapan Otomatis (Ta Bak So) Peleton 2 Regu 2 Kompi 1 Batalyon Kavaleri.

Korban tertembak pada lengan kanannya dan tembus ke belakang. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Makassar sekitar pukul 01.00 Wita.

Pelaku sendiri berdasarkan keterangan korban berjumlah tiga orang dan salah satu dari ketiga pelaku mengeluarkan senjata api dan langsung menembak dirinya.

Namun hingga saat ini, belum diketahui jenis senjata yang digunakan pelaku serta peluru yang menembus lengan kanannya itu karena tidak adanya pihak yang ingin memberikan informasi resmi kerjadian.

Jaya mengaku jika korban bersama dirinya berusaha mencari orang yang sering melakukan pemalakan di depan warungnya di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Korban yang melihat langsung aksi pemalakan itu berusaha memberi tahu pelaku, tetapi ketiga pelaku pemalakan kemudian membalasnya dengan serangan mendadak menggunakan senjata api.

"Awalnya itu saya diberitahu sama Pak Andi kalau ada orang yang selalu melakukan pemalakan di depan warungnya karena kebetulan bengkel saya berdekatan dengan warungnya," katanya.

Usai melakukan penyerangan itu, pelaku yang berjumlah tiga orang itu kemudian melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion dengan nomor polisi DD 4544 R sedangkan motor lainnya tidak diketahui.

Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Letkol Inf Heri Steve Sinaulan mengatakan pihaknya belum mendengar kabar akan adanya anggota yang menjadi korban penembakan, sehingga belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

Sementara itu, pihak Polsek Tamalanrea yang menangani kasus ini juga enggan memberikan keterangan kepada media, bahkan pejabat humas Polda Sulselbar juga belum bersedia menjawab pertanyaan wartawan ketika dikonfirmasi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement