Kamis 18 Apr 2013 15:52 WIB

Perangi Ideologi Kekerasan? Ini Masukan dari Tokoh Pakistan

Tokoh muda Pakistan, Dr Hussain Mohi-Ud-Din Qadri saat memaparkan kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Foto: istimewa
Tokoh muda Pakistan, Dr Hussain Mohi-Ud-Din Qadri saat memaparkan kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 5.000 generasi muda mendapatkan pelatihan pencegahan tindak kekerasan di Indonesia dari tokoh muda Pakistan Dr Hussain Mohi-Ud-Din Qadri.

Dalam public lecture series dengan tema “Pakistani Youth Role in Preventing Pro-Violence Ideology” yang diselenggarakan Lazuardi Birru bersama dengan UIN Syarif Hidayatullah, Kamis (18/4), Hussain mengatakan sektarianisme yang muncul di negara-negara muslim seperti Pakistan dan Indonesia kerap menjadi pemicu konflik dan kekerasan di masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, perlu penyadaran bagi generasi muda untuk menghilangkan faham sektarianisme berlebihan. “Sikap toleransi yang tinggi di antara pemeluk agama penting untuk meminimalisir kekerasan yang kerap terjadi,”papar Hussain dalam pernyataannya, Kamis.

Menurut Hussain, negara perlu turun tangan untuk mendorong agar sikap toleransi dapat tumbuh di generasi muda sejak dini melalui berbagai perangkat yang ada, termasuk Undang-Undang. “Pendidikan karakter tolerasi harus terus di dorong oleh pemerintah terutama negara-negara yang memiliki keberagaman agama,” tambahnya.

Hussain menjelaskan, perlunya dialog kondusif diantara para pemimpin agama agar tercipta keharmonisan yang bisa menekan terjadinya tindakan radikalisme dan kekerasan atas nama agama. “Dialog antar pemimpin agama itu penting untuk menciptakan harmonisasi yang pada akhirnya bisa menekan bibit anarkisme dan kekerasan. Selain itu, generasi muda Indonesia jangan mudah terpancing hasutan yang bisa menjerumuskan ke dalam tindak kekerasan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement