Jumat 12 Apr 2013 00:31 WIB

Konvensi PPP Dinilai Tak Serius

Massa pendukung PPP
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Massa pendukung PPP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana konvensi untuk menjaring calon presiden dari Partai Persatuan Pembangunan, dinilai tidak serius. Sebab, menurut Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, perolehan partai tersebut belum memenuhi syarat untuk mengusung capres sendirian.

Menurutnya, capres yang serius, tak bakal mengikuti konvensi capres partai ini. “Memangnya berapa perolehan suara PPP? Siapa yang mau mencalonkan diri lewat PPP?” katanya dalam pernyataan, Kamis (11/4). Menurutnya, bakal capres yang memenangkan konvensi PPP, belum tentu otomatis dicalonkan, karena terganjal syarat presidential threshold (PT).

Oleh karena itu, Arbi yakin, capres yang memiliki kapabilitas, akan enggan bertarung dalam konvensi PPP. “Untuk apa mengikuti konvensi kalau belum tentu bisa dicalonkan? Saya rasa, penggagas konvensi PPP belum paham mengenai persyaratan mencalonkan presiden,” imbuhnya.

PPP, lanjut Arbi, seharusnya melakukan koalisi sebelum mengadakan konvensi. Lain halnya bila perolehan kursi PPP melampaui syarat yang ditentukan. “Konvensi mempersyaratkan adanya koalisi. Sebab tanpa koalisi, tidak mungkin syarat minimal tercapai,” tegasnya.

Selain itu, parpol yang tidak serius dalam konvensi dan hanya sekedar 'menyewakan perahu' kepada bakal capres, akan rugi sendiri. Demikian juga bakal capres yang menggunakan uang untuk memenangkan konvensi. Dia mengingatkan, permainan uang dalam konvensi membuat pemenangnya tidak alami. Demikian pula bila dalam konvensi ternyata sudah ada calon tertentu yang disiapkan untuk jadi pemenang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement