REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sudah siap menjadi pelabuhan internasional. Kapal peti kemas berbobot 60 ribu gross tonnage (GT), mulai singgah di pelabuhan yang diresmikan Presiden Soeharto pada 1984.
Kepala Dinas Perhubungan Bengkulu, Eko Agusrianto, mengatakan Pelabuhan Pulau Baai ini, akan dijadikan pelabuhan internasional peti kemas reguler. Setelah pertama kalinya, pelabuhan tersebut kedatangan kapal peti kemas Musi River dengan panjang 115,5 meter dan berat bobot mati 5.014 GT, menjadikan pelabuhan ini siap menjadi pelabuhan internasional.
"Pemprov Bengkulu akan menghidupkan kembali Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan internasional seperti dulu. Target kami kapal 60 ribu GT bisa masuk," kata Eko saat dihubungi Republika, Rabu (27/3).
Sebelumnya, kapal peti kemas Musi River udah regluer melayani rute Jakarta-Bengkulu. Ia berharap pelabuhan ini akan menjadi arus lalu lintas kedatangan kapal peti kemas di wilayah Sumatra dan dunia. Selain itu, pelabuhan ini juga akan menjadi jalur transportasi saat terjadi bencana.
Gubernur Bengkulu, Junaidi Khamsyah, menyatakan Pelabuhan Pulau Baai berada sekitar 20 km dari pusat kota Bengkulu, memiliki wilayah penunjang potensi produk yang luas dengan potensi wisata pantai yang indah.
Untuk itu, kata Gubernur, kehadiran pelabuhan internasional dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agrobisnis, pertambangan dan industri.
Pelabuhan ini pernah diresmikan Presiden Soeharto pada 1984. Kawasan pelabuhan masih asli dengan panorama indah dan hutan bakau yang tumbuh alami.