REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Banjir lahar dingin yang sempat mengalir di kawasan Merapi, Sleman, Selasa (25/12), dinilai tidak membahayakan. Pasalnya, curah hujan yang menuju daerah selatan tidak begitu besar.
Anggota SAR Linmas Kaliurang, Saidi Hadiswito, mengatakan memang sempat terjadi aliran lahar dingin di wilayah Kali Kuning, Kali Boyong dan Kali Gendol. Namun, ketinggian air hanya berkisar 20 sentimeter dengan lebar lima hingga enam meter.
"Lagipula, tidak mencapai tiga kilometer, aliran tersebut sudah berhenti," kata Saidi pada ROL, Rabu (26/12).
Aliran kemarin, kata Saidi, merupakan peristiwa normal bila terjadi hujan. Namun, ia mengatakan kejadian itu tetap perlu diantisipasi para penambang pasir di kawasan tersebut.
Saidi menjelaskan pihaknya kerap kali melakukan komunikasi dengan penambang tersebut. Sayangnya, informasi pertama yang SAR dapat justru dari posko di area pertambangan itu, ujar Saidi.
"Bahkan para penambang sudah memiliki alat komunikasi sendiri, seperti HT," ucapnya.
Ada beberapa posko SAR yang beroperasi di daerah sepadan sungai tersebut. Di antaranya Dusun Torgo, gardu Pandan, Bukit 76, Dusun Kemiri, Dusun Wonorejo, Dusun Karangnongko dan jembatan Pulowari.
Labih jauh Saidi menuturkan pihaknya telah mengantisipasi adanya pergerakan lahar dingin hingga kilometer 20. Belum lagi, ada alat yang mampu mendeteksi getaran bencana tersebut dari atas gunung.
"Kalaupun akan terjadi bencana, kami bisa mendeteksinya," imbuhnya mengakhiri.