REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat film anti-Islam berjudul 'Innocence of Muslims' dinilai hanyalah sekelompok orang yang menggunakan media film sebagai alat untuk menyebar kebencian dan hasutan. Pernyataan itu dilontarkan Sutradara Aditya Gumay.
"Mereka hanyalah orang-orang yang menggunakan media film sebagai alat untuk menyebarkan kebencian dan hasutan," kata Aditya saat dihubungi ROL, Jumat (14/9).
Ia berpendapat tanggung jawab sepenuhnya atas akibat yang ditimbulkan film tersebut adalah sang sutradara. Jika pembuat film itu adalah seniman yang sesungguhnya, kata Aditya, pasti ia memilihi tanggung jawab. Sebab sebagai manusia seni, maka ia akan selalu menciptakan keindahan dalam setiap karyanya. Bukan malah menciptakan kebencian dan menghasut banyak orang melalui karya tersebut. (baca: Sutradara 'Innocence of Muslims' Tertuduh Utama).
Film 'Innocence of Muslims' karya Sutradara Sam Bacile menuai reaksi keras dari umat muslim. Umat Islam dari banyak negara terus menyuarakan aksi protes mereka akan film yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ini. (baca: Aditya Gumay: Sutradara Film Anti-Islam Harus Tanggung Jawab).
Film berdurasi sekira dua jam tersebut, menggambarkan sosok Rasulullah SAW sebagai sosok yang tak patut dicontoh. Hal ini kontan memicu amarah dan kontroversi umat muslim dunia. Unjuk rasa menentang film tersebut bahkan berujung bentrok di beberapa negara seperti Mesir dan Libya.