Sabtu 08 Sep 2012 22:42 WIB

Amandemen UUD 45 Hasilkan Pemimpin Pragmatis

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hazliansyah
UUD 1945 (ilustrasi)
Foto: petapolitik.com
UUD 1945 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh gerakan mahasiswa angkatan 66, Cosmas Batubara, mendukung wacana untuk mengembalikan UUD 1945 non-amandemen sebagai konstitusi Indonesia. Menurut dia, amandemen terhadap UUD 1945 telah membuat para pemegang pucuk pimpinan negeri ini menjadi bersikap pragmatis.

"Kepemimpinan sekarang ini lebih pragmatis, berbeda dengan para bapak bangsa yang sangat kuat dalam ideologi," kata dia di sela Pertemuan Lintas Generasi ke-III di Tugu Proklamator, Jakarta, Sabtu (8/9).

Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat di era Orde Baru ini menyatakan, terkait amandemen ini, masyarakat Indonesia terbagi menjadi tiga golongan.

Golongan pertama dapat menerima pembukaan dan perubahan pasal dalam amandemen UUD 1945. Golongan kedua adalah yang tidak puas dengan perubahan pasal dalam amandemen. "Golongan ketiga adalah orang-orang yang ingin kembali ke UUD 1945 yang murni sebelum diamandemen," jelasnya.

Menurut Cosmas, amandemen UUD 1945 telah menghasilkan sistem tata negara yang tidak ideal bagi bangsa Indonesia. Jika hal ini terus dibiarkan, maka konsekuensinya bisa memunculkan gerakan inkonstitusional di luar sistem.

"Kalau sistemnya tidak baik maka pasti ada gerakan di luar sistem," tuturnya. Adi Wicaksono

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement