REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para pramudi Transjakarta sampai saat ini masih mengeluhkan pembayaran gaji. Selain pembayaran gaji yang terlambat di bulan ini, para pramudi Busway juga mengkritiik besaran gaji per bulan yang dirasa sangat tidak sesuai dengan beban kerja mereka.
Pramudi Transjakarta Koridor I ,Asep mengatakan, hingga apel Kamis (6/9) pagi, masih belum ada kejelasan dari perusahaan tempat ia bekerja, PT Jakarta Express Trans (JET), kapan ia menerima gaji. ''Belum ada kejelasan entah sore nanti atau besok pagi,'' tutur Asep kepada rekan media, Kamis (6/9), di Jakarta Pusat.
Asep mengatakan, sudah selama sembilan tahun ia bekerja tidak pula ada perbaikan gaji. Bahkan, kata dia, gaji pokok yang diterima sama dengan gaji pramudi baru. ''Rp 1.590.000an, itu pun kalau saya tidak masuk di potong uang makan sehari Rp 50 ribu,'' paparnya.
Asep mengatakan, mungkin jika hanya dirinya sendiri yang ditanggungkan dalam gaji tersebut tidak masalah. ''Kita masih ada loyalitas sama perusahaan, atasan juga masih ada pendekatan.'' Tetapi, l ini tidak berlaku untuk kebutuhan primer anak dan istrinya, seperti urusan dapur dan biaya sekolah.
Belum lagi, masih ada tanggungan-tanggungan lainnya, seperti membayar sewa kontrak rumah, listrik, dan lainnya. Menurut dia gaji sebesar itu, tidaklah cukup dengan beban kerja yang diemban seorang pramudi.
Ia berharap dengan mengemukakan keluhannya ini, Asep dan pramudi Busway lainnya bisa mendapatkan perbaikan gaji dan perhatian yang lebih dari operator Transjakarta itu. ''Saya jujur. Ini bukan politik dan bukan mengada-ada,'' tegasnya. Belum lagi, kalau terjadi kecelakaan lalulintas oleh unit Transjakarta, sebesar 100 persen tanggungannya dibebankan kepada Pramudi. ''Mohon lah untuk laka ini diperhatikan juga, bagaimana kami bekerja tidak di bawah tekanan,'' keluhnya.