REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menaikkan tarif layanan Transjakarta yang saat ini hanya sebesar Rp 3.500 per orang. Kenaikan tarif itu dinilai perlu lantaran biaya operasional dari pendapatan (cost recovery) Transjakarta makin turun tiap tahunnya, sehingga subsidi yang diberikan jadi lebih besar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, penyesuaian tarif perlu dilakukan mengingat cost recovery Transjakarta terus mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena tarif Transjakarta tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2005. Sementara biaya operasional terus meningkat.
"Kami sudah melakukan kajian, bahkan dari hasil perhitungan Dinas Perhubungan, cost recovery-nya itu turun dari sebelumnya rata-rata 34-35 persen, sekarang dengan kenaikan harga, inflasi dan sebagainya, tinggal di angka 14 persen," kata Syafrin di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Dia menilai, penyesuaian tarif diharapkan bisa meningkatkan kembali cost recovery Transjakarta. Setidaknya, cost recovery Transjakarta bisa kembali seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ihwal besaran tarif setelah ada kenaikan, Syafrin mengaku belum bisa mengungkapkannya. Namun, berdasarkan informasi yang beredar, tarif Transjakarta rencananya bakal dinaikkan menjadi Rp 5.000.
Dia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Jakarta Nomor 10 Tahun 2014, besaran tarif Transjakarta ditetapkan Gubernur setelah mendapatkan persetujuan DPRD. Meski begitu, hingga kini belum ada keputusan gubernur Jakarta untuk kenaikan tarif.
"Jadi tentu jika ada penyesuaian tarif, maka gubernur pasti akan bersurat ke DPRD untuk mengajukan penyesuaian tarif tadi dan itu akan dibahas. Jadi kita tunggu suratnya, baru itu pasti ada," kata Syafrin.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Nova Harivan Paloh mengatakan, salah satu kebijakan Jakarta yang memakan anggaran cukup tinggi adalah subsidi transportasi. Dalam satu tahun, anggaran yang digunakan untuk memberikan public service obligation (PSO) mencapai sekitar Rp 6 triliun.
"Kita bisa ketahui secara bersama kan bahwa ada nilai yang sangat tinggi yang dari ABBD kita (untuk subsidi transportasi), kurang lebih hampir Rp 6 triliun setiap tahun," kata Nova.
Dia menyebutkan, dari total anggaran sekitar Rp 6 triliun itu, subsidi yang diberikan untuk penumpang Transjakarta adalah yang paling besar, yaitu sekitar Rp 4,2 triliun. Pasalnya, jumlah penumpang Transjakarta setiap harinya bisa mencapai 1,3 juta orang.