Kamis 30 Aug 2012 21:10 WIB

Terkait Sampang, Negara Dinilai Gagal Beri Rasa Aman Masyarakat

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kerusuhan dipicu konflik sektarian syiah sunni di Sampang juga pernah terjadi akhir tahun lalu.
Foto: (ANTARA/Saiful Bahri)
Kerusuhan dipicu konflik sektarian syiah sunni di Sampang juga pernah terjadi akhir tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Negara dianggap belum mampu memberikan rasa aman bagi Masyarakatnya. Penilaian tersebut dilontarkan Mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Endriartono Sutarto terkait kejadian di Sampang, Madura Jawa Timur.

"Konflik di Sampang menujukkan itu, seharusnya setiap orang tidak usah takut untuk berbuat apa pun jika negara menjamin. kata Endriartono saat ditemui wartawan di Universitas Widyatama Bandung, Kamis (30/8). "Disini artinya, hukum masih belum ditegakkan."

Endriartono mengatakan dalam kejadian tersebut negara mempunyai peran lebih untuk mengatasinya. Selain itu, pembantaian di Sampang tersebut sudah tergolong tidak wajar karena banyak orang yang teraniaya.

"Hukum harus segera ditegakkan, karena masyarakat disana butuh kepastian hukum yang digunakan sebagai kekuatan  untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Kalau tidak ada kepastian hukum, konflik tersebut akan terus berlangsung," ujarnya.

Bila hukum tidak secepatnya ditegakkan, lanjutnya, diprediksikan beberapa kalangan masyarakat akan berlomba-lomba membuat ormas. Dengan demikian, imbuhnya, kekisruhan akan terus berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement