REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam pembubaran aksi unjuk rasa untuk menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung DPR/MPR, ada oknum yang menyiramkan cairan kimia yang mengakibatkan luka-luka sedikitnya dua orang polisi dan sembilan orang wartawan.
Kepala Polri, Jenderal Polisi Timur Pradopo, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyiraman cairan kimia tersebut.
"Masih dalam penyelidikan Polda Metro Jaya, nanti kita update datanya, kita belum tahu (siapa yang melemparkan cairan kimia)," kata Kapolri, Jenderal Polisi Timur Pradopo yang ditemui usai acara penandatanganan nota kesepahaman atau MOU antara Jaksa Agung RI dan Jaksa Agung Malaysia di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (2/4).
Timur menambahkan pihaknya masih melakukan pencarian terhadap pelaku pelemparan cairan kimia dalam pembubaran aksi unjuk rasa mahasiswa pada Jumat (30/3) lalu itu. Ia juga mengatakan akan mengonfirmasikan jumlah korban dari cairan kimia yang merupakan salah satu jenis air keras ini.
"Kita juga belum tahu jenisnya, masih dalam penyelidikan. Nanti kita jelaskan," tegas mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Sebelumnya aksi unjuk rasa menentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM dilakukan di beberapa titik di Jakarta, salah satunya di depan Gedung DPR yang sedang melakukan rapat paripurna pada Jumat (30/3) lalu.
Pada saat membubarkan aksi tersebut, ada oknum yang menyiramkan cairan kimia yang diduga air keras dan melukai sedikitnya dua orang polisi dan sembilan orang wartawan.