REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kasus demontrasi yang berakhir rusuh Senin (19/3) lalu, berbuntut panjang. Polisi sempat men-sweeping mahasiswa di lingkungan kampus untuk mencari peserta demonstrasi.
Oleh sebab itu, pihak rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga mengecaman perbuatan polisi yang menyalahi aturan dengan memasuki wilayah akademis tersebut.
Rektor UIN yang diwakili oleh Pembantu Rektor III, Ahmad Rifa'i, menyatakan dengan alasan apa pun aparat tidak berhak menginjakkan kakinya di lingkungan kampus. Terlebih hal itu dilakukan untuk menangkapi mahasiswa yang berdemo di pertigaan UIN menolak kenaikan harga BBM.
"Kami dapat mengurusi mahasiswa kami sendiri, polisi tidak berhak menginjakkan kaki di kampus," teriaknya di depan ratusan mahasiswa UIN, Kamis (22/3).
Pernyataan tersebut dikeluarkan Ahmad Rifa'i saat mendampingi ratusan mahasiswanya berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM oleh pemerintah per 1 April nanti. Kecaman itu disaksikan oleh ratusan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi.
Selain menyatakan sikapnya atas kebrutalan aparat kepolisian yang memasuki kampus UIN, Rifa'i juga mengeluarkan pernyataan menanggapi aksi yang berakhir ricuh Senin kemarin.
Menurutnya, bentrokan antara mahasiswa yang berdemonstrasi dengan aparat merupakan bentuk kegagalan demokrasi di Indonesia. Pihaknya menyayangkan keadaan demikrasi seperti itu. Pasalnya, aparat terlalu bersikap represif terhadap penyampaian aspirasi masyarakat. Yang terakhir, Rifa'i menyatakan dukungannya pada mahasiswa yang menyatakan menolak kenaikan harga BBM oleh pemerintah.
Sebelumnya, demontrasi berakhir dengan bentrokan antara aliansi mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Menggugat dengan aparat kepolisian di pertigaan kampus UIN Yogyakarta. Bentrokan merembet kepada mahasiswa UIN. Aparat kepolisian mengejar dan menangkapi orang yang dianggap provokator baik di luar maupun di dalam kampus.
Badriyah, pustakawati Perpustakaan UIN mengungkapkan, aparat polisi berseragam memasuki wilayah kampus hingga berjaga di depan gedung perpustakaan. Padahal, gedung perpustakaan terletak paling ujung sebelah utara kampus UIN. Badriyah juga menyaksikan dua orang berbadan tegap berpakaian preman masuk ke gedung perpustakaan mengejar seorang mahasiswa hingga ke ruang baca di lantai dua.