REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN---Semburan gas di halaman rumah Abu Siri warga Dusun Batulengkong, Desa Gugul, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memberi keuntungan bagi para padagang kecil di wilayah itu.
Sejak semburan berlangsung dan masyarakat berduyun-duyun datang ke lokasi semburan, sejak saat ini pula banyak pedagang kali lima yang berjualan di sekitar lokasi semburan. "Lumayanlah, barang dagangan banyak yang laku," kata salah seorang pedagang makanan ringan dan minuman, Raudah, Jumat (17/2).
Perempuan paruh baya ini menjelaskan, dalam sehari dirinya mampu menjual dagangannya hingga mencapai Rp200 ribu bahkan kadang bisa Rp250 ribu jika sedang banyak pengunjung. Tidak hanya pedagang, warga setempat juga memanfaatkan momen itu dengan mengelola parkir kendaraan bermotor.
Masing-masing kendaraan bermotor jenis roda dua dikenai tarif parkir Rp1.000 per unit dan uang yang mereka terima disumbangkan untuk pembangunan lembaga pendidikan agama di desa itu.
Semburan gas yang terjadi di halaman rumah warga bernama Abu Siri terjadi sejak Senin (13/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Pertama kali semburan berupa lumpur bercampur air dan gas dan berbau belerang, namun sehari kemudian semburan lumpur terhenti dan hanya tinggal semburan gasnya saja.
Ketika itu, Abu Siri sedang mengebor sumur di halaman rumahnya. Pada kedalaman 32 meter, tiba-tiba keluar semburan lumpur bercampur air dan gas dan berbau belerang. Semburan lumpur yang terjadi di halaman rumah warga bernama Abu Siri ini membuat semua warga di kampung itu panik, terutama para keluarga dan tetangganya.
Sejak terdengar adanya semburan lumpur bercampur gas pada Senin (13/2) sore, warga di Desa Gugul banyak yang berdatangan untuk melihat langsung dari dekat, kejadian itu.
Tidak sedikit di antara para pengunjung yang mengabadikan kejadian semburan ini dengan menggunakan kamera telepon seluler yang mereka bawa.
Menurut salah seorang pekerja, Rosidi, semburan lumpur bercampur gas dan berbau belerang itu terjadi pada kedalaman sekitar 32 meter. "Sebenarnya, pada kedalaman 28 meter kami telah menemukan sumber air. Tapi pengeboran kami perdalam lagi dengan harapan menemukan sumber mata air yang lebih besar," katanya menuturkan.
Akan tetapi, sambung dia, setelah mencapai kedalaman sekitar 32 meter, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari lubang pengeboran lalu muncrat semburan lumpur bercampur air dan gas, serta berbau belerang.