Sabtu 11 Feb 2012 05:08 WIB

Bangunkan 'Macan Tidur' Jika Tutup Tanjung Priok

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Tanjung Priok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana ditutupnya pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu pintu masuk barang impor buah-buahan sesuai peraturan menteri pertanian nomor 88 2011, dinilai membahayakan. Ketua asosiasi eksportir importir buah dan sayur segar Indonesia (Aseibssindo), Kafi Kurnia, mengungkapkan jika Tanjung Priok ditutup, kemungkinan Surabaya akan menjadi alternatif pelabuhan pengganti. “Ini sama saja membangunkan 'macan tidur',” ujar dia, kemarin.

Menurut Kafi, ditutupnya Tanjung Priok akan membutuhkan investasi besar-besaran di Surabaya, Medan, dan Makasar. Pembangunan gudang baru, dibutuhkan investasi sekitar Rp 25 miliar. Untuk pembangunan infrastruktur, membutuhkan sekitar Rp 300 miliar. Belum lagi, lanjutnya, transportasi menjadi masalah yang bakal menghadang.

Perjalanan melalui jalur pantura dari Surabaya ke Jakarta membutuhkan waktu sekitar dua hari. Menurut dia, biaya pengangkutan satu kontainer dari Surabaya menuju Jakarta menelan biaya Rp 10 juta. Ia perkirakan akan terjadi kenaikan harga buah. “Kalau naiknya Rp 5.000 masih bisa terjangkaulah. Tapi kita tak bisa prediksi, soalnya buah kan tak bisa disimpan,” kata dia.

Tak hanya itu, Kafi memprediksi akan terjadi luapan buah impor di daerah Jawa Timur dan Bali dengan dipindahkannya distribusi buah-buahan ke Surabaya. Sedangkan, Jawa Timur merupakan produsen buah nasional, mencapai 30 persen. Ia khawatir para petani buah lokal sulit bersaing dengan impor buah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement