Selasa 24 Jan 2012 20:34 WIB

Psikolog : Pengemudi Xenia Maut Terganggu Kesadarannya

Rep: Nawang Fatma Putri/ Red: Hafidz Muftisany
Kecelakaan maut terjadi di sekitar Tugu, Tani, Jakarta Pusat, Ahad (21/1). Sebuah Xenia Hitam bernomor polisi,  B 24878 menabrak pejalan kaki. (Video Capture)
Kecelakaan maut terjadi di sekitar Tugu, Tani, Jakarta Pusat, Ahad (21/1). Sebuah Xenia Hitam bernomor polisi, B 24878 menabrak pejalan kaki. (Video Capture)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Reaksi Afriyani Susanti, tersangka kecelakaan di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Ahad (22/1) kemarin, yang sempat marah-marah usai menabrak 13 orang pejalan kaki dinilai tak wajar. Psikolog Tika Bisono menuturkan, apa yang dilakukan oleh Afriyani ini menunjukkan jika pusat kesadaran Afriyani sudah terganggu.

Menurut Tika, apa yang dialami oleh Afriyani ini disebabkan pengaruh dari obat terlarang yang dikonsumsinya, sebelum kecelakaan nahas tersebut terjadi. "Dampak penggunaan obat-obatan terlarang ini mempengaruhi kerja syaraf di otak, sehingga kegiatan-kegiatan pada tubuh manusia yang memang berpusat pada otak, ikut bermasalah dan terganggu," ujar Tika, Selasa (24/1).

Gangguan pada otak Afriyani ini pun seolah dikuatkan dengan ketenangan yang muncul secara tak 'normal' dari dalam dirinya, selama interogasi dengan pihak kepolisian berlangsung. "Jadi semacam ada koneksi yang terputus, antara dirinya dan dunia riil, sehingga dia memandang semua kejadian hanya dari perspektif dirinya saja," kata Tika.

Menurut Tika jika sudah sampai kecanduan, maka dampak yang ditimbulkan bisa sampai pada penurunan kesadaran. Ketika dikaitkan dengan kasus kecelakaan yang disebabkan oleh Xenia maut Afriyani, Tika menduga jika pemakaian obat-obat terlarang memang sudah lama dilakukan perempuan yang tinggal di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut. "Kalau misalnya sampai nggak sadar dan mencet gasnya kekencangan, berarti kerusakan pada syarafnya sudah parah," ujar Tika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement