Rabu 16 Nov 2011 14:10 WIB

Soal Prostitusi di Rutan Salemba, Ramai-ramai Tahanan Koruptor Menyanggah

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Djibril Muhammad
Rutan Salemba, Jakarta
Foto: monitorindonesia.com
Rutan Salemba, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan narapidana Rutan Salemba, Syarifuddin S Pane mengungkap praktik menyimpang seperti prostitusi, kamar mewah, dan judi di Rutan Salemba. Namun, sejumlah koruptor yang ditahan di rutan itu membantahnya.

"Nggak benar itu. Umur saya sudah 60 tahun jadi barang saya sudah lembek. Mau dipaksakan pun nggak akan bangun lagi. Jadi mana mungkin saya seperti tuduhan itu (praktik prostitusi)," kata Syamsul Arifin salah satu narapidana di Rutan Salemba.

Syamsul yang merupakan Gubernur Sumatra Utara nonaktif yang divonis bersalah karena melakukan tindak pidana korupsi APBD Kabupaten Langkat itu membantah jika ia tinggal di kamar mewah untuk koruptor. Ia juga membantah bahwa harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan kamar tersebut.

"Sama, semua. Kamar mandi sama, kita ikut saja aturan di rutan ini," kata Syamsul.

Panda Nababan, terpidana kasus suap cek pelawat juga ikut mengomentari tudingan Syarifuddin itu. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Syarifuddin merupakan pencemaran nama baik. "Dia itu hanya cari sensasi," katanya.

Menurut Panda, ia dan narapidana lainnya semua taat dengan aturan rutan. Tidak ada narapidana yang membangkang dari semua aturan Rutan.

Sebelumnya, seorang mantan narapidana, Syarifuddin S. Pane mengungkapkan bagaimana kehidupan di dalam penjara. Mulai dari harga kamar khusus yang mencapai Rp 30 juta, sampai praktik prostitusi. Semua ia abadikan dalam video.

Warga Jakarta Timur ini mendekam di Rutan Salemba pada 2008 selama empat bulan atas tuduhan terlibat kasus pemalsuan dokumen visa Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement